EMSATUNEWS.CO.ID, Kabupaten Tegal – Beternak jangkrik ternyata bisa menjadi ladang usaha yang menjanjikan. Usaha ini salah satunya seperti yang dilakukan oleh Muhammad Taleh, warga Dukuh Wanagopa, Desa Kreman Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal. Ia mulai beternak jangkrik sejak tahun 2019 silam.
Dalam menggeluti usahanya itu, pria berusia 50 tahun ini dibantu oleh Sodikin ( 63 ), seorang pekerja tenaga lepas sebagai pencari daun pisang kering. Oleh Taleh, daun pisang kering itu lalu dibelinya. Taleh membutuhkan daun pisang kering itu untuk dijadikan rumah jangkrik peliharaannya.
Muhammad Taleh mengatakan jangkrik-jangkriknya itu ia jual kepada pengepul. Penjualan dilakukan sebulan sekali. Untuk satu kilogram jangkrik, ia jual seharga Rp.50.000.
“Harga jangkrik bervariasi, dari harga Rp.20.000 sampai Rp.50.000. Itu harga hari ini. Untuk penjualannya lewat pengepul. Mereka datang membeli hasil panen jangkrik kami,” ujar Taleh, Kamis, 29 September 2022.
Menurutnya, sekarang dirinya memiliki 25 boks (berukuran panjang 220 cm dan lebar 120 cm), diisi 1/4 ons telur jangkrik yang dapat menghasilkan 25-38 kg jangkrik dengan umur mencapai 32-35 hari.
Untuk menghasilkan jangkrik yang berkualitas, Taleh menggunakan pur ayam sebagai pakan dengan kadar protein 20-23 persen . Taleh mengaku bibit jangkriknya itu, ia beli dari Purwodadi atau Pemalang dalam bentuk masih berupa telur dengan harga Rp.250 ribu per kg.
Mengakhiri wawancaranya, suami dari Maryam (45) itu menjelaskan bahwa saat proses pemanenan jangkrik ia lakukan pada malam hari tepatnya saat ba’da isya’. Hal ini dilakukan untuk menjaga jangkrik agar tidak stres saat dipanen.
“Sebab jika proses panen dilakukan pada siang hari, jangkrik akan banyak yang mati akibat stres,” pungkas M. Taleh . (Bambang Sugiarto)
