Scroll ke Atas
ArtikelBerita UtamaDaerahPemalang

Mengungkap Makna Mistis Wedus Kendit di Balik Ritual Sedekah Bumi Desa Jojogan

1320
×

Mengungkap Makna Mistis Wedus Kendit di Balik Ritual Sedekah Bumi Desa Jojogan

Sebarkan artikel ini

Emsatunews.co.id,Pemalang – Di tengah gemerlap bintang dan rembulan yang terang, Desa Jojogan bersiap untuk ritual tahunan yang sakral. Wedus Kendit, yang secara harfiah berarti “Kambing Yang Mempunyai Warna Putih Melingkar Diperut Sering Digunakan Sebagai Sarana Persembahan Ritual”, bukan hanya fenomena alam, tetapi juga simbol spiritual yang kuat bagi warga desa.

Kepala Desa Jojogan, Irman Faozi, mengatakan bahwa Wedus Kendit adalah bagian integral dari ritual sedekah bumi, sebuah upacara untuk menghormati dan berterima kasih kepada alam. “Wedus Kendit adalah manifestasi dari rasa syukur kami kepada bumi yang telah memberi kami kehidupan,” ujar Irman. “Ini adalah momen di mana kami berkomunikasi dengan leluhur dan alam semesta.”

Baca Juga :  Wabup Tutup Kegiatan Safari Ramadhan 1443 Hijriyahdi Masjid At-Taqwa Paninggaran

Menurut kepercayaan setempat, Wedus Kendit muncul sebagai pertanda bahwa bumi menerima persembahan dan doa yang diberikan. Warga desa berkumpul, membawa hasil bumi terbaik mereka, dan diarak keliling desa bersama dengan diiringi gamelan dan sholawat syang telah diwariskan turun-temurun.

Cerita tentang Wedus Kendit telah menarik perhatian tidak hanya dari warga lokal, tetapi juga dari para peneliti dan wisatawan yang ingin mengalami dan memahami lebih dalam tentang kekayaan budaya dan spiritualitas Jawa. Dalam narasi ini, kita diajak untuk menyelami lebih dalam tentang bagaimana sebuah desa, bernama Desa Jojogan, Kecamatan Watukukumpul di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah mempertahankan tradisi dan kepercayaan mereka di tengah arus modernisasi.

Baca Juga :  Pj Bupati Brebes Akan Terjun Tangani Terkait Sampah

Dengan menggali lebih dalam tentang Wedus Kendit, kita tidak hanya belajar tentang ritual sedekah bumi, tetapi juga tentang bagaimana komunitas dapat mempertahankan identitas dan warisan budaya mereka. Ini adalah kisah tentang kekuatan tradisi, kepercayaan, dan hubungan antara manusia dengan alam yang telah bertahan selama berabad-abad di Desa Jojogan.( Joko Longkeyang )