Emsatunews.co.id, Pemalang – Masalah krisis air bersih akibat intrusi air laut di wilayah pesisir Kabupaten Pemalang kini menemui titik terang. Pada Rabu (24/12/2025), Pemerintah Kabupaten Pemalang bekerja sama dengan Universitas Diponegoro (Undip) resmi meluncurkan fasilitas Desalinasi Air di Desa Blendung dan Desa Kaliprau, Kecamatan Ulujami.
Acara yang dipusatkan di Desa Blendung ini dihadiri langsung oleh Komandan Kodim 0711/Pemalang, Letkol Inf. Muhammad Arif, S.Hub.Int., bersama jajaran Forkopimda lainnya. Kehadiran teknologi pengolahan air laut menjadi air tawar ini menjadi angin segar bagi warga yang selama ini kesulitan mendapatkan akses air bersih layak konsumsi.
Peresmian ini dirangkaikan dengan penandatanganan Nota Kesepakatan (MoU) antara Bupati Pemalang, Anom Widiyantoro, dan Rektor Undip, Prof. Suharnomo. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengimplementasikan Tridharma Perguruan Tinggi guna meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kabupaten Pemalang.
Bupati Pemalang, Anom Widiyantoro, menegaskan bahwa air bersih adalah hak dasar masyarakat. Menurutnya, inovasi desalinasi ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat ketahanan lingkungan di wilayah pesisir secara berkelanjutan.”Ini adalah bukti nyata sinergi antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi. Kami tidak hanya berwacana, tapi menghadirkan solusi konkret yang manfaatnya langsung dirasakan oleh warga Desa Blendung dan Kaliprau,” ujar Anom dalam sambutannya.
Dandim 0711/Pemalang, Letkol Inf. Muhammad Arif, menyatakan dukungan penuh terhadap proyek ini. Kehadiran TNI dalam kegiatan tersebut menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang berkaitan langsung dengan kesejahteraan rakyat.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Bupati Nurkholis, Kajari Rina Idawani, serta jajaran kepala OPD dan tokoh masyarakat setempat. Prosesi pemotongan pita secara simbolis menandai dimulainya operasional fasilitas desalinasi yang diharapkan dapat meningkatkan standar kesehatan dan ekonomi masyarakat pesisir Ulujami.
Dengan adanya teknologi ini, ketergantungan warga terhadap pasokan air bersih dari luar wilayah diharapkan berkurang, sekaligus menjadi percontohan bagi desa-desa pesisir lainnya di Jawa Tengah.**( Joko Longkeyang )
