Serangan Israel terakhir ini terhadap rumah sakit Baptis di kota Gaza, seketika menewaskan sekitar 500 orang lebih dan menghampiri 1000 orang yang terluka. Bahkan data dari kementerian kesehatan Palestina hingga hari ini korban yang berada di Jalur Gaza sekitar 3.785 orang dan korban luka 12.500 orang.
Menjadi sebuah peristiwa yang mengenaskan, merengguk nyawa anak-anak yang tak bersalah, meruntuhkan gedung-gedung yang kokoh, mensirnakan tawa dan riang gembira anak-anak gaza dengan kesedihan, tangisan, ketakutan dan kepedihan.
Tangisan keras yang merengguk nyawa orang tua dan keluarganya, simpah darah yang tak ada langkah kaki lepas darinya, bahkan tubuh manusia menjadi hancur berkeping akibat bom dahsyat dari zionis laknatullah.
Dalam sebuah peristiwa, terlihat seorang gadis kecil berdiri tegap di depan ribuan warga Palestina dengan mendendangkan syair Abdullah al-Tamimi. Suara gadis mungil itu tegas dan lantang, tapi tidak berteriak. Dia seperti merintih tapi tidak menangis. Suaranya keras tapi tidak marah. Dia bertanya tapi tak perlu jawaban. Tampaknya misi syair itu disampaikan untuk seluruh umat Islam. Inilah penggalan syairnya.
“Pinjamkan kepada kami…pinjamkan kepada kami senjata untuk kekebasan al-Aqsa. Wahai pemuda Islam…Bukankah kita saudara seagama? Apakah menyakitkanmu ketika kami di embargo? Apakah menggembirakanmu jika kami binasa? Apakah menggembirakanmu jika kami lapar? Apakah kalian harus menunggu sampai keberadaan masjid al-Aqsa dihilangkan, dan kita semua hilang?
Wahai saudaraku seagama, beritahu kami kapan kalian marah? Apakah ketika kehormatan kita dirobek-robek? Apakah ketika masjid kita dihancurkan? Apakah ketika harga diri kita dibunuh? Apakah ketika kehormatan kita direndahkan?