EMSATUNEWS.CO.ID, BREBES – Menjelang Ramadhan 1443 Hijriyah, anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Brebes dilatih cara membuat kue kering. Pelatihan ketrampilan bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan anggota DWP dan bisa dikembangkan menjadi ladang bisnis dalam upaya peningkatan ekonomi keluarga.
Demikian disampaikan Ketua DWP Kab Brebes Ny. Sri Amini Djoko Gunawan saat membuka Pelatihan Ketrampilan bagi Anggota dan Pengurus DWP Kab Brebes, di Gedung Korpri Jalan MT Haryono Brebes, Selasa (22/3).
Ny. Sri Amini menjelaskan, dengan sering mengikuti berbagai ketrampilan di segala bidang maka diharapkan bisa menumbuhkan kreativitas dan kewirausahaan anggota DWP. Geliat ekonomi kreativ yang dimiliki anggota DWP juga akan berimbas pada peningkatan perekonomian keluarga.
Namun demikian, Sri Amini yang juga istri dari Sekda Brebes itu mengajak kepada seluruh peserta agar menularkannya ilmunya kepada anggota keluarga maupun ibu-ibu rumah tangga di lingkungannya masing-masing. Diharapkan modal ketrampilan tersebut bisa menjadi salah satu sumber ekonomi keluarga.
Kue kering, lanjutnya, menjadi primadona ibu-ibu di saat umat Islam menyambut Hari Raya Idhul Fitri. Untuk itu, moment pelatihan pembuatan kue kering menjadi tepat digelar menjelang Ramadhan dan diupayakan saat hari raya ketrampilan pembuatan kue makin mahir.
Sri Amini menjelaskan, pelatihan diikuti 100 orang yang digelar selama 2 hari. Peserta terbagi menjadi dua yakni untuk hari pertama diikuti 50 orang terdiri dari Pengurus DWP Kabupaten dan Ketua DWP Kecamatan. Sedangkan hari kedua diikuti 50 orang yang terdiri dari pengurus atau anggota DWP unsur Pelaksana Badan, Dinas, dan Kantor se Kabupaten Brebes.
Nara sumber pelatihan Entin Purnariyanti menjelaskan, peserta mendapatkan ketrampilan tata cara pembuatan kue kering diantaranya kue Churros Crispy, Sagu Keju, Lidah Kucing Rainbow, Kue Kering Daging (Kornet) dan Palm Sugar Cheesa Cookies.
Selain mendapatkan teori, lanjut Entin, peserta juga langsung praktek sehingga ketrampilannya bisa langsung merasuk ke otak, hati dan tangan-tangan trampil ibu-ibu DWP.
“Ibu-ibu, kalau diajari membuat kue, dalam sekejap bisa langsung menangkap dengan tajam,” ujar Entin yang juga pengusaha Catering Rahayu.
Salah seorang peserta Wiwi mengaku senang mengikuti pelatihan ketrampilan membuat kue kering. Karena selain bisa menambah pengetahuan tentang kue kering juga bisa lansung praktek sehingga tidak terjadi kekeliruan bahan-bahan dan cara pengolahan serta kualitasnya dijamin bagus.
“Kalau hanya sekadar baca di medsos, Saya kesulitan dalam prakteknya karena tidak bisa langsung berkonsultasi dengan nara sumber atau pelatih,” pungkas Wiwi. (Bambang Sugiarto)