EMSATUNEWS.CO.ID, BREBES – Radio Kasihku merupakan salah satu radio yang berada di Kabupaten Brebes, tepatnya di Kecamatan Paguyangan. Radio ini termasuk ke dalam radio yang legend di Brebes karena sudah berumur lebih dari 30 tahun. Tepatnya, radio Kasihku FM berdiri pada tahun 1989 pada tanggal 12 Oktober oleh Bapak Abdul Karim Nagib. Sejak saat itulah Radio Kasihku menjadi salah satu media hiburan di Kabupaten Brebes yang berfokus menyiarkan informasi mengenai Pendidikan, kebudayaan, ekonomi, serta musik, terutama musik dengan budaya lokal.
Di tahun awal didirikan, radio Kasihku FM masih menggunakan frekuensi AM 963 KHz, kemudian berpindah menggunakan frekuensi ke FM pada tahun 2010 dan berada pada gelombang 106.9 FM. Radio Kasihku FM memiliki tagline yang khas yaitu “Jen Kayong Kemutan Bae” yang dalam bahasa Indonesia berarti “Duh kok teringat terus”. Tagline ini bertujuan agar radio ini memiliki ruang di hati dan telinga pendengarnya, dan mengajak pendengarnya untuk selalu mendengarkan dan mengikuti acara di Radio Kasihku FM.
Seiring perkembangan zaman, media hiburan terus berkembang dan bertambah banyak dari tahun ke tahun. Saat ini, di Kabupaten Brebes terdapat kurang lebih 13 stasiun radio yang tersebar di berbagai kecamatan dengan target audiensi yang berbeda-beda. Program acaranya pun beragam. Radio Kasihku merupakan radio dengan target audiens di atas 30 tahun atau bisa dikatakan targetnya adalah para orang tua. Dengan segmentasi para orang tua, radio kasihku menyajikan program acara yang kebanyakan bisa diminati oleh orang tua, begitu juga dengan iklannya.
Dengan program acara itu lah menjadi ciri khas bagi radio itu sendiri. Ciri khas itu lah yang membuat radio Kasihku dapat bertahan di era globalisasi ini. Radio Kasihku FM pernah melakukan perluasan jaringan siaran, mulai dari Kabupaten Brebes, daerah luar Kabupaten Brebes, hingga ke Jawa Barat. Perluasan jaringan ini dilakukan setelah radio Kasihku berpindah dari studio lama ke studio yang baru. Hal ini dilakukan untuk menjangkau lebih banyak lagi audiens
“Dulu kami ada perpindahan studio dan kami sempet vakum. Akhirnya pada tahun 2018 kami pindah di sini, nah di sini mulai dirombak lagi. Mulai dari sini lah perubahan dari jangkauan siaran, yang tadinya hanya sampai area lokal, sekarang sudah ke luar kota seperti yang terjangkau ada Tasikmalaya, Cirebon, Pemalang, Tegal,” ucap Kak Rosita sebagai penyiar, saat diwawancarai di Paguyangan, Brebes (4/12/2022).
Selanjutnya, radio Kasihku yang segmentasinya orang tua juga memiliki cara untuk dapat bersaing dengan media lain yaitu dengan mempertahankan program-program yang sudah ada.
“Nah kalo itu kan balik lagi ke masing-masing segmentasinya, kami kan segmentasinya orang tua jadi kami mempertahankan program-program yang sudah ada, kalaupun dirombak, kami menyesuaikan dengan situasi yang ada saat ini. Orang tua pun dari masa ke masa berbeda kan ya, jadi kami tinggal sesekali mengevaluasi program-program yang ada, sekiranya perlu di rombak ya dirombak, kalo masih bisa dipertahankan ya dipertahankan,” katas Rosita
Mas Salim sebagai direktur di radio Kasihku mengatakan bahwa bagaimanapun juga radio pasti tetap ada yang mendengarkan karena ada karakter orang yang lebih suka mendengarkan dari pada menonton. Selain itu, radio Kasihku juga selalu menampung masukan dari pendengar kemudian mereka evaluasi kedepannya mengenai program, dan hal-hal lain.
Selanjutnya, kak Rosita juga menjelaskan bahwa dengan mendengarkan radio bukan hanya saja bisa mendengarkan, melainkan ikut berkomunikasi di dalamnya
“Orang kan kalau menonton TV kan ga bisa bercengkrama langsung dengan orang TV nya pemainnya, presenternya, sedangkan radio kita membuka peluang bagi mereka untuk bisa telfon, nah karena itulah mereka tetap memilih mendengarkan radio,” imbuhnya.***
Penulis : Rizka Putri Ranbulan mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Peradaban