Emsatunews.co.id, Semarang – Komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) di bawah kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi dalam menekan angka pengangguran menuai pengakuan positif dari lembaga pengawasan keuangan negara. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Jawa Tengah menilai, kebijakan penguatan pendidikan vokasi dan kemitraan industri yang diterapkan Gubernur Luthfi mulai menunjukkan hasil yang signifikan.
Hal ini termuat dalam laporan BPKP bertema “Vokasi Terkoneksi, Pengangguran Tereduksi.” Laporan tersebut secara resmi diserahkan oleh Kepala Perwakilan BPKP Jawa Tengah, Buyung Wiromo Samudra, kepada Ahmad Luthfi di kantor Gubernur, pada Selasa, 28 Oktober 2025.
Menurut data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah per Februari 2025, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah tercatat sebesar 4,33% dari total angkatan kerja. Angka ini mengalami penurunan nyata dari posisi Agustus 2024 yang berada di angka 4,78%. Secara jumlah, TPT 4,33% itu setara dengan sekitar 948 ribu jiwa.
Kepala Perwakilan BPKP Jawa Tengah, Buyung Wiromo Samudra, memuji upaya serius Pemprov Jateng tersebut.“Untuk semester I ini, laporannya sudah relatif baik. Bahkan mengarah kepada pendidikan vokasi diarahkan untuk mengurangi pengangguran,” ucap Buyung.
Meski demikian, Buyung juga memberikan catatan konstruktif. Ia menyebut perlunya penyesuaian yang lebih akurat antara lulusan vokasi dengan kebutuhan industri. “Salah satu yang kami temukan, kawasan industri butuh lulusan SMK tata busana atau untuk garmen. Vokasi kita (di Jawa Tengah) banyak otomotif dan komputer. Tapi secara umum sudah baik,” ujarnya, menegaskan fokus pengawasan pada peningkatan akses dan kualitas lulusan, penguatan pelatihan, optimalisasi penyerapan lulusan, dan peran Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Menyambut laporan tersebut, Gubernur Ahmad Luthfi menegaskan bahwa Pemprov Jateng tidak hanya gencar menarik investor, tetapi juga memastikan bahwa investasi yang masuk harus mengutamakan padat karya. Hal ini dilakukan untuk menjamin serapan tenaga kerja lokal yang lebih masif.“Kita kembangkan padat karya dengan harapan serapan tenaga kerja akan lebih banyak,” ujar Ahmad Luthfi.
Gubernur menjelaskan, upaya nyata Pemprov diwujudkan melalui penguatan fasilitas pendidikan dan pelatihan. Salah satu contoh yang telah berjalan adalah pembangunan sekolah vokasi di Kawasan Industri/Ekonomi Kendal. Selain itu, Pemprov juga memaksimalkan peran Balai Latihan Kerja (BLK) yang langsung disambungkan dengan perusahaan.“Makanya salah satu jalan sekolah vokasi kita perbesar, BLK kita disambungkan dengan perusahaan. Sehingga secara tidak langsung akan menekan tingkat pengangguran terbuka,” tegasnya.
Sinergi antara pendidikan, pelatihan, dan kebutuhan pasar kerja inilah yang menjadi kunci utama keberhasilan Jawa Tengah menekan TPT, sebuah capaian yang kini diakui dan diapresiasi oleh BPKP.**( Joko Longkeyang).












