Scroll ke Atas
Berita Utama

Cegah Stunting di Kabupaten Brebes, Puluhan Kader Kesehatan Dilatih Masak Ala Hotel

77
×

Cegah Stunting di Kabupaten Brebes, Puluhan Kader Kesehatan Dilatih Masak Ala Hotel

Sebarkan artikel ini
EMSATUNEWS.CO.ID, BREBES – Dalam memenuhi kecukupan gizi keluarga dalam upaya percepatan penurunan stunting, puluhan kader penggerak kesehatan mengikuti pelatihan masak ala hotel yang langsung dipandu Chef Grand Dian Hotel Ayub Alwi, Senin (13/2/2023).
General Manager Grand Dian Hotel Brebes Any Kusumaeni (Mey) mengatakan pelatihan memasak ala hotel ini, dikandung maksud agar peserta mengetahui kandungan gizi yang harus dipenuhi dan penyajian yang menarik saat disajikan kepada keluarganya.
“Grand Dian Hotel melalui dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan tahun 2023 bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Brebes berkomitmen ikut menurunkan kasus stunting di Brebes,” katanya.
Lanjut Mey, salah satu kegiatan yang digelar berupa Dapur DASHAT atau dapur atasi stunting. Bukan hanya masak, tetapi pemberdayaan masyarakat dalam upaya penyuluhan dan pemenuhan gizi seimbang kepada bayi, balita ibu hamil dan menyusui terutamanya pada keluarga miskin.
“Pelatihan menu sehat balita stunting merupakan bagian dari pelaksanaan kegiatan dapur DASHAT dan pada pelatihan ini kader dilatih cara mengolah makanan dan pelajaran porsi makan untuk balita,” tuturnya.
Mey menambahkan menu yang dilatih adalah sop ceria, tahu telur asin dan sup bola katuk. Menu-menu tersebut menggunakan bahan panganan lokal potensi Desa Grinting dan Kluwut yakni bandeng, udang dan telur asin. 
Sementara Kabid Pemsosbud Baperlitbangda Brebes R Rela Rahayuningsih menjelaskan, selain pelatihan masak juga ada aksi BAAS. atau Bapak Anak Stunting. BAAS berupa gerakan seluruh elemen bangsa dalam mempercepat penurunan stunting yang menyasar langsung keluarga berisiko stunting. 
Selain itu, Instalasi Pemanen Air Hujan yang merupakan seperangkat alat yang dibangun dan dipasang untuk menangkap/mengumpulkan air hujan ke dalam wadah. Sehingga air hujan dapat dimanfaatkan untuk konsumsi manusia dan kegiatan lainnya.
“Lokasi pelaksanaan kegiatan adalah di Desa Kluwut dan Desa Grinting. Dipilihnya desa tersebut karena kasus stunting pada 2 desa tersebut yang dinilai paling tinggi di Kabupaten Brebes,” terangnya.
Menurut Rela stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. 
Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus 2 standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya. Sehingga periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) harus mendapatkan perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan dan produktivitas seseorang di masa depan.
“Jumlah balita stunting di Kabupaten Brebes dari tahun 2019 -2022 menurut data penimbangan serentak bulan Agustus tahun 2022 adalah 12.130 balita,” ungkap Rela.
Rela mengemukakan dalam pencegahan stunting memerlukan intervensi gizi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif. Intervensi gizi spesifik merupakan kegiatan yang ditujukan langsung kepada kelompok sasaran tertentu yaitu balita, ibu hamil, remaja putri dan lainnya. Intervensi gizi spesifik telah terbukti dapat mengurangi stunting sebesar 30% . 
Sedangkan intervensi gizi sensitif idealnya dilaksanakan melalui koordinasi dengan sektor luar kesehatan seperti ketahanan pangan, sanitasi dan lingkungan, sosial, dan sebagainya. Keberhasilan intervensi gizi sensitif ini menyumbangkan 70% terhadap penurunan angka stunting. Kegiatan yang termasuk dalam program intervensi gizi sensitif meliputi sanitasi dan air bersih pada rumah tangga, dan pemberian bantuan asuransi.(imam)

Baca Juga :  Latma Tiga Angkatan Bersenjata Resmi Dibuka