EMSATUNEWS.CO.ID, BREBES – Hewan anjing sebagai pemburu digunakan oleh para petani di Desa Rengasbandung Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes untuk menekan hama tikus sawah atau kotrek.
Hal ini disampaikan anggota Babinsa Rengasbandung Koramil 02 Jatibarang Kodim 0713 Brebes Serma Wahyu Widiyarto, di ruang kerjanya, Jumat (23/9/2022) pagi.
Wahyu mengatakan saat ini hama tikus menjadi momok para petani di desa binaannya.
“Gerdal tikus atau gerakan pengendalian hama tikus ini sebagai upaya ketahanan pangan di Desa Rengasbandung karena banyak dikeluhkan petani palawija sehingga mereka memanfaatkan hewan anjing tersebut,” ujarnya.
Wahyu juga menerangkan kondisi akibat turun drastis atau bahkan gagal panen karena adanya gerakan pengendalian hama tikus.
Sementara anjing pemburu beserta pemiliknya, khusus didatangkan dari Desa Kecepit, Kecamatan/Kabupaten Pemalang.
“Untuk biaya sewa per hari sebesar Rp. 200 ribu untuk masing-masing pemilik anjing. Anjing pemburu beserta pemiliknya,” katanya.
Kepala Desa (Kades) Rengasbandung Wuryanto mengatakan yang bisa dilakukan para petani adalah menekan hama, karena untuk membasmi tikus yang populasinya sangat cepat dan mudah beranak pinak, memang sangat sulit untuk dibasmi maupun diberantas.
”Bersama petani dari Gapoktan Tani Subur Rengasbandung, kami menggunakan tenaga anjing karena sangat efektif di saat musim kemarau,” ujarnya.
Hal yang sama disampaikan mantan Sinder/Manager Perkebunan PG. Jatibarang yang sudah bekerja selama 26 tahun di PG tersebut, menuturkan anjing pemburu tikus itu memang dilatih sejak kecil untuk mengendus keberadaan sarang tikus dan menangkapnya saat keluar lubang waktu digali dengan kemungkinan keberhasilan yaitu 95 %.
Menurut Sinder dalam metode pengasapan kurang maksimal jika dilakukan di musim kemarau karena tanah banyak yang merekah sehingga asap banyak yang keluar melalui rekahan-rekahan tanah.
Lanjut Sinder pihaknya juga baru saja mengalami kerugian yang cukup lumayan karena serangan hama tikus. Bagaimana tidak, dari 1 hektar lahan yang ditanami jagung hanya bisa panen kurang dari 2 ton, sedangkan normalnya adalah 8 ton lebih.
“Setidaknya setiap hari pihaknya mengeluarkan biaya sebesar Rp. 400 ribu untuk dua pemilik anjing yang ikut berburu, dan rencananya akan menggunakan jasa mereka selama satu minggu,” tuturnya.
Tambahnya untuk pembiayaan sudah disepakati dalam musdes, yaitu masing-masing pemilik lahan seluas 1 hektar membantu sebesar Rp. 150 ribu, kemudian untuk kekurangannya akan ditanggulangi Pemdes.
Ditempat lain Kirman (27), salah satu pemilik anjing pemburu yang bernama baret, itheng, dan choki, dirinya juga sangat terbantu karena disewa oleh pihak Pemdes Rengasbandung selama satu minggu – (aan/imam)