EMSATUNEWS.CO.ID, BREBES – Puluhan warga Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes kembali melakukan antrean panjang sejak dini hari guna mendapatkan minyak goreng (migor) curah yang dijual di salah satu toko kawasan jalan Pangeran Diponogoro Bumiayu, Minggu (10/4/2022) kemarin
Mamak selaku pemilik toko sembako dan agen migor curah tersebut mengatakan sejak viral krisis kelangkaan maupun bekurangnya stok migor khususnya di wilayah Bumiayu yang meupakan central perdagangan di kabupaten Brebes bagian selatan tokonya selalu dipadat warga/pembeli
“Mereka terpaksa antrean panjang untuk membeli dan mendapatkan migor curah, mereka mayoritas yang berantrean merupakan pedagang gorengan maupun para ibu rumah tangga, katanya
Dikatakan Mamak antrean yang dlakukan mereka untuk mendapatkan kebutuhan migor terjadi sepekan lalu dan pada setiap pengiriman minyak goreng dari tanki yang tiba pada dini hari dihalaman tokonya sudah banyak warga/pembeli yang datang untuk antrean panjang ujarnya
Dengan melihat kondisi mereka yang berantrean pihaknya merasa prihatin dan sampai kapan krisis kelangkaan migor tersebut bisa normal kembali dan pihaknya juga tidak bisa menyalahkan mereka karena mayoritas mereka pedagang kecil dan ibu rumah tangga yang sangat membutuhkan migor sehingga untuk keadilan agar mendapatkan semua pihak toko menjatah setiap pembelian mendapatkan 4 kg” dengan harga Rp 16500/kg. tutupnya
Sementara Abdu Rokhim salah satu warga Dukuh Karanganggrung Desa Jatisawit mengungkapkan keprihatinannya dengan kelangkaan migor dipasaran padahal usaha yang ditekuni untuk menyambung hidup keluarganya mengandalkan sebagai pedagang kecil pembuat kripik tempe setiap harinya membutuhkan 8 kg migor curah manakala tidak ada minyaknya terpaksa libur/ tidak berjualan
“Sedangkan minyak kemasan harganya sangat tinggi dan harus cari lagi karena pembelian dibatasi hanya bisa membeli sebanyak 4 kg ” ungkapnya
Di tempat terpisah Ikoh(45) warga kampung baru Desa Kalierang berharap kepada Pemerintah agar krisis ini bisa nornal kembali seperti dulu karena saat ini pihaknya selaku ibu rumah tangga dan pedagang kecil merasa susah jika migor langka/habis kita harus cari kemana adapun ada kita harus antri berjam jam, kepanasan, migor seperti mencari bongkahan emas saja tuturnya – (imam)