Scroll ke Atas
Berita Utama

Dua Kades dan Masyarakat Akan Hentikan Proyek 19 Milyar Penyedian Air Baku Pelabuhan Kijing

160
×

Dua Kades dan Masyarakat Akan Hentikan Proyek 19 Milyar Penyedian Air Baku Pelabuhan Kijing

Sebarkan artikel ini

Kepala Desa Sungai Duri II, Langgeng (Kiri) dan Kepala Desa Bukit Batu, Harianto (Kanan) ketika ditemui Emsatunews.co.id, Sabtu (2/7/22).

EMSATUNEWS.CO.ID, SUNGAI KUNYIT – Proyek APBN Kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Kalimantan I Pontianak yakni proyek pembangunan penyedian air baku Pelabuhan Kijing dan sekitarnya Kabupeten Mempawah dengan pagu dana Rp. 19.342.799.000,00 mendapat penolakan keras dari kepala desa dan masyarakat setempat. 
“Jika proyek ini dilanjutkan pekerjaannya akan kita stop dan diberhentikan. Pasalnya, belum ada izin persetujuan dari masyarakat dan masih ada hal lainnya, ” tegas Kepala Desa Sungai Duri II Kecamatan Sungai Kunyit, Langgeng kepada Emsatunews.co.id, Sabtu (2/7/22) di kediamanya.
Pekerjaan yang dikerjakan oleh PT. Somba Hasbo KSO dan PT. Taman Keraton Mulia ini akan dia stop atau diberhentikan. Karena, menurut Langgeng pertemuan sosialisasi awal kalinya belum ada titik terang. Tidak hanya Kades yang menolak masyarakat juga sangat menolak pekerjaan ini karena asas manfaat dan dampaknya tidak berpihak kepada masyarakat setempat.
“Terkait masalah pekerjaan dan galian pipalisasi yang terkena di lahan warga sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari pihak pelaksana (kontraktornya),”jelas Langgeng.
Lokasi pekerjaan pembangunan peyedian air baku pelabuhan kijing dan sekitarnya. Pelakasana PT. Somba Hasbo KSO dan PT. Taman Keraton Mulia.

Terkait masalah penanaman atau penimbunan pipalisasi di lahan warga, menurut Langgeng jika tidak ada ganti rugi dan kompensasi untuk masyarakat, sangat jelas masyarakat akan menolak pekerjaan ini. Apalagi pekerjaan ini tidak menguntungkan untuk masyarkat. 
“Pekerjaan dengan dana yang besar ini di khawatirkan tidak ada manfaatnya bagi masyarakat. Pada prinsipnya masyarakat sangat mendambakan penyaluran air bersih, ” kata Langgeng.
Lanjut Langgeng, pihak desa menolak proyek ini, karena pihak desa berencana untuk membuat dan mengelolah air bersih sendiri. 
“Sudah ada tujuh kepala desa berencana akan mengelolah air bersih di lokasi bukit batu. Meskipun dengan dana seadaanya kita yakin mampu untuk mengoptimalkan air bersih kepada masyarakat. Program ini nanti akan menguntungkan pendapatan bisnis bagi masyarakat dan keuntungan pendapatan aset desa juga,” ungkap Kades Langgeng.
Dilain pihak, Kepala Desa Bukit Batu, Harianto juga mengatakan hal yang sama yakni akan menolak dan menghentikan pembangunan pekerjaan peyediab air baku ini.
Plang nama pekerjaan proyek penyedian air baku.

“Proyek pembangunan penyedian air baku pelabuhan kijing dan sekitarnya ini belum layak untuk dibangun. Karena, sosisalisasi dari pihak pelaksana belum genah, kenapa sekarang sudah dibangun dikerjakan, ” tanya Kades Harianto ketika ditemuii Emsatunews, di kediamannya, Sabtu (2/7/22).
Proyek pembangunan peyedian air baku ini, ditegaskan Harianto sangat bebenturan dengan program desa yakni membangun penyedian air bersih sendiri.
“Program ini bertujuan untuk mengambil manfaat dengan adanya pelabuhan kijing (Pelindo). Percuma saja kalau proyek yang dananya besar tidak ada bermafaat bagi masyarakat, ” kata Harianto.
Jika proyek penyesian air baku ini terlaksana dikerjakan, Harianto dengan tegas mengatakan pihak desa dan masyarakat berusaha untuk menolak proyek ini. Karena, pihak desa ingin meningkatkan PAD Desa melalalui program air bersih yang akan dikelolah desa sendiri. 
“Program air bersih desa ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat. Karena,masyarakat bisa berbisnis malalui air bersih melalui peluang investasi nenguntungkan bagi perekonomian masyarakat,” katanya.
Terkait persoalan kasus ini, Emsatunews sudah mendatangi kantor Balai Sungai Kalimantan l Pontiaana, Rabu (29/622) untuk mengkonfirmasi namun pihak PPK bagian proyek pembangunan peyedian air bersih, saat akan di temui tidak berada di tempat, ada tugas di luar kota (Sintang).
(*)
Penulis : Welly Harpendi 

Baca Juga :  Lewat Patroli Dialogis, Polisi Ajak Masyarakat Jaga Kamtibmas