EMSATUNEWS.CO.ID, BREBES – Baik buruknya kondisi bangsa ini dapat dikatakan bergantung pada peran perempuan di dalam rumah tangganya dan sebagai apa pun peran perempuan dalam kancah politik, bisnis, dan sebagainya namun peran strategis di dalam rumah tangganya akan mewarnai masyarakat secara makro untuk menjadi masyarakat yang religi. Untuk itu perempuan perlu diberikan posisi yang prioritas sesuai dengan proporsi dan profesinya.
Demikian disampaikan Ketua Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Jawa Tengah Nawal Nur Arafah Taj Yasin pada Pembinaan Anggota GOW Kabupaten Brebes, di Gedung GOW setempat, Kamis (3/11/2022).
Ning Nawal mengatakan aktivitas wanita sudah cukup beraneka ragam sejak masa Nabi Muhammad SAW. Bahkan nama-nama seperti Ummu Salamah (istri Nabi), Shafiyah, Laila Al-Ghaffariyah, Ummu Sinam Al-Aslamiyah, dan beberapa nama lainnya tercatat sebagai tokoh-tokoh yang terlibat dalam peperangan pada masa itu.
Nawal juga mengungkapkan ahli hadist Imam Bukhari, telah membukukan bab-bab dalam kitab Shahih-nya, yang menginformasikan kegiatan-kegiatan kaum wanita. Seperti Bab keterlibatan wanita dalam jihad, peperangan perempuan di lautan, keterlibatan perempuan merawat korban dan lain-lain.
Dalam bidang perdagangan, kata Nawal, nama istri Nabi yang pertama, Khadijah binti Khuwalid, tercatat sebagai seorang yang sangat sukses. Demikian juga Qilat Ummi Bani Anmaryang tercatat sebagai seorang wanita yang pernah datang kepada Nabi untuk meminta petunjuk-petunjuk dalam bidang jual-beli. Istri Nabi SAW Zainab binti Jahsy, juga aktif bekerja sampai pada menyamak kulit binatang, dan hasil usahanya itu beliau sedekahkan. Raithah, istri sahabat Nabi Abdullah ibn Mas”ud, sangat aktif bekerja, karena suami dan anaknya ketika itu tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Al-Syifa’, seorang wanita yang pandai menulis ditugaskan oleh Khalifah Umar RA sebagai petugas yang menangani pasar Kota Madinah.
Menurut Ning Nawal dengan adanya kesetaraan Gender saat ini peran perempuan semakin beraneka ragam. Terbukti perempuan telah banyak berkiprah dari mulai peran dalam lingkungan keluarga, peran di lingkungan pendidikan, peran di lingkungan pekerjaan hingga peran di lingkungan politik
Konsep relasi gender dalam Islam lebih dari sekedar mengatur keadilan gender dalam masyarakat, tetapi secara teologis mengatur pola relasi mikrokosmos (manusia), makrokosmos (alam) dan Tuhan.
Hanya dengan demikian manusia dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah dan hanya khalifah yang sukses yang dapat mencapai derajat abdi sesungguhnya.
Terkait mengenalkan konsep relasi gender yang mengacu pada ayat-ayat (Al Quran) substantif yang sekaligus menjadi tujuan umum syariah antara lain mewujudkan keadilan dan kebajikan. (An – Nahl {16}: 90)
Artinya : “(Kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.
Nawal menyebutkan, kalau keluarga adalah tempat terpenting bagi perempuan dalam keluarga yakni sebagai istri dan ibu yang mengtur jalannya rumahtangga serta memelihara anak. Tapi dalam kondisi masyarakat pada saai ini sudah mulai bergeser, banyak perempuan yang mencari nafkah di luar rumah. Meskipun demikian tetap sering timbul dilema bagi dirinya untuk memilih antara karier dan keluarga.
Sejak kaum perempuan dapat memperoleh pendidikan dengan baik jumlah yang mempunyai karier atau bekerja di luar rumah menjadi lebih banyak peranan wanita sebagai mitra sejajar dengan pria dalam pembangunan. Berarti meningkatkan tanggungjawab wanita sebagai pribadi yang mandiri dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
Kalau wanita dalam pembangunan adalah hak dan kewajiban di bidang politik, ekonomi, sosial budaya maupun di bidang pertahanan dan keamanan baik di dalam keluarga maupun masyarakat yang mencakup peran produktif, reproduktif dan peran sosial yang bersifat dinamis yang berwawasan gender.
Perempuan sering dijadikan alasan untuk mereduksi berbagai peran perempuan di dalam keluarga maupun masyarakat, kaum laki-laki sering dianggap lebih dominan dalam memainkan berbagai peran, sementara perempuan memperoleh peran yang terbatas di sektor domestik. Kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat pun memandang bahwa perempuan sebagai makhluk yang lemah, emosional, halus dan pemalu sementara laki-laki makhluk yang kuat, rasional, kasar serta pemberani.
Sementara Bupati Brebes Hj. Idza Priyanti mengatakan, persoalan dalam pembangunan daerah kini semakin kompleks dan tantangannya pun semakin sulit. Mulai dari kesehatan, pendidikan hingga ekonomi. Karenanya dibutuhkan kerja sama seluruh elemen termasuk organisasi wanita, karena melalui peran organisasi wanita inilah yang dapat menggerakan, menyatukan serta memberdayakan masyarakat, khususnya wanita dan perempuan untuk dapat mengatasi berbagai persoalan yang ada secara bersama-sama.
Ketua GOW Brebes Aqilatul Munawaroh mengatakan, kegiatan ini merupakan pembinaan bagi anggota GOW Brebes oleh Ketua BKOW Jawa Tengah Nawal Nur Arafah Yasin sekaligus dalam rangkaian Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) GOW ke-60 tingkat Kabupaten Brebes.
Aqilatul berharap dengan acara ini akan semakin menambah wawasan dan pengetahuan bagi seluruh anggota organisasi wanita yang ada di Kabupaten Brebes sekaligus menjadi pendorong semangat dalam berorganisasi.(imam)