Scroll ke Atas
Berita Utama

Sinergitas TNI – Polri Bersama BPBD Bantu Warga Terdampak Tanah Bergerak di Desa Sridadi Sirampog

53
×

Sinergitas TNI – Polri Bersama BPBD Bantu Warga Terdampak Tanah Bergerak di Desa Sridadi Sirampog

Sebarkan artikel ini
EMSATUNEWS.CO.ID, BREBES – Sejumlah aparat dari Polri Bersama dengan TNI, BPD dan   relawan kembali melaksanakan evakuasi pasca terjadinya bencana alam (bencal) tanah bergerak di Desa Sridadi, Kecamatan Sirampog.
Dalam bencal tanah bergerak sekitar 35 rumah warga yang terdampak harus di pindahkan ke hunian sementara  untuk keamanan dan keselamatan.
Kapolsek Sirampog Iptu Agus Susianto mengatakan bahwa, Polsek Sirampog Bersama TNI dan juga BPBD serta Relawan dari Senkom melaksanakan kegiatan evakuasi warga dan juga barang barang ke hunian sementara.
“Kita gunakan mobil Polsek untuk menaganggkut barang barang milik warga dan puing puing, sebagai  wujud hadirnya Polri di tengah masyarakat,” ujar Kapolsek, Selasa (15/11/2022).
Koordinator Satgas Pos Bumiayu BPBD Brebes, Budi Sujatmiko, menyebut rekomendasi hasil kajian Badan Geologi Kementerian ESDM untuk Desa Sridadi sudah keluar. dan  kajian kali ini merupakan yang kedua dengan  kesimpulan  hasilnya sama, yaitu, sebagian wilayah di Desa Sridadi tidak layak lagi untuk ditinggali.
“Rekomendasi sudah dua kali keluar, hasilnya sama, wilayah Dukuh Karanganyar, Karanggondang, dan Pengasinan tidak layak untuk ditinggali dan warga harus direlokasi karena berada di mahkota longsor,” ungkap Budi.
Budi menyebut lokasi ketiga dukuh tersebut berada di mahkota longsor sehingga tanahnya labil dan mudah terjadi pergerseran tanah. “Bahkan terlebih manakala  terjadi hujan dengan intensitas tinggi,” ujarnya. 
Selain kondisi yang  merusak rumah, pergeseran tanah ini juga membuat jalan provinsi di desa ini ambles hingga beberapa meter. Akibatnya, jalan penghubung Bumiayu (Brebes) –   Bumijawa (Tegal) semakin curam dan berbahaya.
“Bencana tanah bergerak terjadi karena tingginya intensitas hujan sehingga pergerakan tanah memicu amblasnya jalan. Saat ini kondisi jalan juga memprihatinkan. Badan jalan patah dan amblas, padahal pemeliharaan dan pengepresan jalan terus dilakukan pihak Bina Marga Jawa Tengah,” tuturnya.
Lanjut Budi amblesnya badan jalan diakibatkan konstruksi tanah yang sangat labil. Hal ini memicu terjadinya pergerakan pada lapisan bawah tanah yang mengarah ke Sungai Keruh di sisi selatan.
“Hasil penelitian yang dilakukan tim Geologi Bandung dan ESDM beberapa waktu lalu, lokasi ini tidak layak sebagai wilayah hunian maupun sarana jalan. Kondisi tersebut karena pada titik yang sama, juga merupakan mahkota longsor dari pergerakan tanah,” ucap Budi
Budi menambahkan selama musim hujan ini, pergerakan tanah di lokasi tersebut  terus terjadi. Pergerakan tanah bisa dilihat dari semakin dalamnya cekungan pada bagian jalan, hingga menyulitkan pengendara yang melintas.
“Untuk itu, dihimbau kepada pengguna jalan untuk berhati-hati saat melintasi lokasi jalan amblas ini,” pungkasnya. (imam)

Baca Juga :  Kabupaten Brebes Tahun 2022 Raih TP2DD Teraktif