Scroll ke Atas
Pemalang

Kerupuk Rengginang Mengoneng Merambah pasaran Lampung dan Menado

78
×

Kerupuk Rengginang Mengoneng Merambah pasaran Lampung dan Menado

Sebarkan artikel ini

Emsatunews.Co.Id, Pemalang – Menjelang lebaran pembuat kerupuk rengginang, warga Kampung Mengoneng, Kelurahan Bojongbata, Kecamatan Pemalang kota, bernama Nurhayati ( 55 ) mampu menghabiskan Dua Kwintal atau 200 kilogram beras ketan, walaupun sambil mengasah cucunya.Usaha kerupuk rengginang ini sudah dilakoni ibu tiga anak semenjak 25 tahun yang lalu.

Berawal dari membikin jajanan buat cemilan anak-anaknya, karena tidak mampu membeli cemilan di toko atau warung. Nurhayati hidup dalam kesulitan ekonomi saat itu.

Yati begitu biasa dipanggil orang di kampungnya, tidak pernah bisa diam. Tangannya, ada saja yang dilakukan untuk mengisi waktu luangnya, setelah melakukan pekerjaan rutin sebagai ibu rumah tangga, selepas mencuci, masak, dan mengurus anak-anaknya.

Kini Nurhayati bisa memproduksi 20 -30 kilogram rebusan beras ketan untuk dijadikan rengginang, bahkan moment lebaran ini mampu menghabiskan dua Kwintal beras Ketan sebagai bahan dasar kerupuk Rengginang.

Demi menjaga kwalitas kerupuk rengginangnya, semua proses produksi dikerjakan sendiri tanpa mempekerjakan karyawan.

“Beda tangan beda rasa rengginang ini, jadi walaupun super capai, demi kwalitas rengginang semuanya saya kerjakan sendiri, ” kata Yati ketika ditemui di kios tempat pembuatan sekaligus penjualan produksi rengginangnya, senin (1/4/2024 ) pagi.

Untuk harga kerupuk rengginang mentah dijual Rp,40 ribu, dan mateng Rp, 70 ribu serta Rp,120 ribu untuk satu kaleng besar rengginang mateng, ada dua rasa varian yaitu rengginang manis dan original ( gurih ).

Baca Juga :  Kembali PDAM Tirta Mulia Pemalang Lakukan Perbaikan Pipa Utama

Nurhayati sudah cukup bahagia, usaha membuat rengginang bisa menambah penghasilan keluarga. Tidak terfikirkan untuk mempekerjakan karyawan, apalagi belajar manajemen bisnis.
Bermula dari kondisi “kepepet” ekonomi, Nurhayati sudah membuat rengginang selama 25 tahun.

Berawal di sebuah rumah kontrakan. Yati mencoba untuk membuat adonan rebusan beras ketan untuk dibuat menjadi krupuk rengginang. Ya, biasa orang menyebutnya, rengginang.

Seiring berjalannya waktu, percobaan dirinya berhasil dan menjadi dikenal sebagai pembuat krupuk rengginang di Kampung Mengoneng, Kelurahan Bojongbata, sekaligus tersemat sebagai “bakul” atau pedagang rengginang kelas usaha kecil-kecilan.

Racikan bumbunya sangat sederhana, namun dengan bahan dan bumbu yang alami. Hasil rebusan beras ketan yang telah matang, dengan terlebih dahulu di campur bumbu dan rempah, seperti bawang putih, ketumbar dan dan terasi udang.

Rahasia rengginang buatan Yati dengan rasa gurih dan asin yang khas, didapat dari bumbu terasi yang digunakan. Nurhayati hanya menggunakan terasi dari hasil olahan laut perajin terasi di Jawa Timur.

“Selain terasi Jawa Timur saya ngga’ pakai mas,” terang Nurhayati.

Satu kilo, dua kilo awalnya, di bungkusi setelah rengginang kering dengan packing ukuran 1/4 kilo, 1/2, sampai satu kilo. Dijajakan oleh ibu beranak tiga ini mengelilingi kampung Mengoneng di pinggiran kota Pemalang.

Awalnya di jajakan keliling dari kampung ke kampung. Lambat laun karena masyarakat sekitar mulai cocok dengan rasa rengginang buatannya, banyak orang yang pesan untuk di makan sendiri sebagai camilan keluarga maupun pesanan untuk dijual kembali.

Baca Juga :  DPRD Pemalang Gelar Rapat Paripurna, Langkah Maju Menuju Raperda Inisiatif

Selain itu, banyak warga yang akan menggelar hajatan pesan terlebih dahulu rengginang buatannya. Hampir seluruh kampung dan wilayah sekelilingnya, jika ada rengginang yang ada di pasar, toko sembako, dan warung-warung, bisa dipastikan rengginang buatan Nurhayati.

” Bahkan sudah lama Rengginang kami dibawa ke Lampung dan kota Menado Sulawesi,” kata Nurhayati bangga

Untuk menjaga dan meningkatkan mutu rengginangnya, termasuk segi pemasarannya, beberapa kali Nurhayati mengikuti pelatihan pembuatan makanan sehat dan aman serta bergizi, yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Deperindagkop) Pemalang.

Jiroh ( 40 ) salah satu pelanggannya, bahwa dia sudah berlangganan kerupuk rengginang Nurhayati sejak 6 tahun yang lalu, baik untuk di konsumsi sendiri atau dijual lagi.

“Rengginangnya khas berasa, langsung mekar lebar ketika digoreng dan hancur sendiri di mulut pada gigitan pertama, ” katanya.

Ranginang adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari beras ketan yang dipadatkan dan kemudian digoreng hingga crispy. Makanan ini memiliki tekstur yang renyah dan gurih, serta memiliki rasa yang unik dan memikat. Berikut adalah deskripsi lebih detail tentang makanan ranginang:

Ranginang memiliki ciri khas bentuknya yang pipih dan tipis, dengan warna yang kecokelatan akibat proses penggorengan yang sempurna. Setiap gigitan menghadirkan perpaduan sempurna antara rasa manis dari ketan yang sudah dikeringkan dan rasa gurih dari rempah-rempah yang digunakan dalam proses pembuatan.(Ragil)