Emsatunews.co.id, Jakarta – Pemerintah Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, berhasil mengharumkan nama daerahnya di kancah nasional. Pemkab Pemalang meraih penghargaan kategori Madya dalam ajang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Award 2024. Penghargaan bergengsi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ini diterima langsung oleh Bupati Pemalang, Mansur Hidayat, pada Selasa (10/12/2024) di sebuah hotel di Jakarta Selatan.
STBM Award Madya merupakan pengakuan atas komitmen dan keberhasilan Pemkab Pemalang dalam menerapkan program STBM secara konsisten dan berkelanjutan. Penghargaan ini diberikan kepada daerah yang telah berhasil mencapai Pilar I, II, dan III STBM. Proses penilaian yang ketat dilakukan oleh tim independen yang terdiri dari perwakilan USAID IUWASH, Bappenas, dan Direktorat Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Penilaian meliputi verifikasi dokumen, verifikasi lapangan, dan penilaian inovasi.
Verifikasi dokumen meliputi pengusulan dan penilaian melalui google form serta penyiapan dokumen pendukung. Selanjutnya, verifikasi lapangan dilakukan untuk memastikan masyarakat telah menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara berkelanjutan. Tim verifikator tidak hanya mendengarkan paparan dari Pemkab Pemalang, tetapi juga melakukan verifikasi langsung di lapangan.
Keberhasilan Pemalang juga ditunjang oleh inovasi-inovasi di bidang pengelolaan sampah dan limbah. Beberapa inovasi yang dinilai antara lain komposting dan pengolahan plastik menjadi minyak bakar dari Desa Muncang, Kecamatan Bodeh, serta pemanfaatan limbah plastik untuk membuat kursi (“Tole Gotik”) dan pengelolaan limbah cair/eco drain dari Desa Sarwodadi, Kecamatan Comal.
Pencapaian ini merupakan peningkatan signifikan dari tahun lalu, di mana Pemkab Pemalang meraih penghargaan kategori Pratama dalam STBM Award. Keberhasilan Pemalang dalam menerapkan STBM diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia untuk meningkatkan kualitas sanitasi dan kesehatan masyarakat. Program STBM sendiri bertujuan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter masyarakat, menurunkan angka kejadian diare dan penyakit berbasis lingkungan, serta meningkatkan akses terhadap sarana sanitasi dasar.**( Joko Longkeyang )