Emsatunews.co.id, TEMANGGUNG – Suasana penuh kebahagiaan dan optimisme menyelimuti Panti Sensorik Netra Penganthi di Kabupaten Temanggung pada Selasa, 15 Juli 2025. Para penghuni panti, yang sebagian besar adalah penyandang disabilitas netra, menunjukkan semangat hidup yang luar biasa, mengubah keterbatasan menjadi kekuatan untuk bangkit dan mandiri. Kebahagiaan mereka semakin memancar saat Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyempatkan diri berkunjung di sela agenda kerjanya.

Luthfi hadir untuk memastikan bahwa pelayanan dan pembinaan bagi disabilitas netra di panti tersebut berjalan optimal. Ia berdialog langsung dengan beberapa penghuni, salah satunya Muh Nur Farid dari Wonosobo, yang sedang berlatih memijat. Farid, yang awalnya tak menyadari sosok Gubernur, langsung menunjukkan senyum lebar dan meminta foto begitu tahu siapa tamunya. “Oo, Pak Gubernur. Minta foto Pak. Saya sudah tiga tahun di sini. Orang tua sudah sepuh jadi jarang ke sini. Sampun cekap (sudah cukup) di sini, senang banyak temannya,” cerita Farid, menggambarkan rasa nyamannya di panti.
Gubernur juga menyapa penghuni lain yang sedang belajar membaca dan mengaji menggunakan huruf Braille. Di antaranya adalah Arista (21) asal Magelang, yang turut mengungkapkan rasa syukurnya atas pelajaran dan kehidupan yang didapatkan di Panti Penganthi. “Terima kasih Pak Gubernur sudah datang ke sini, sudah jenguk kita-kita yang punya kekurangan maupun kelebihan. Kita punya kekurangan. Kekurangan itu bukan buat patokan untuk menyerah melainkan untuk bangkit,” tutur Arista penuh semangat usai bertemu Gubernur.
Ahmad Luthfi menyatakan kegembiraannya melihat aktivitas dan fasilitas di panti, meskipun mengakui masih ada beberapa area yang perlu diakselerasi dan ditingkatkan. “Penghuni Panti sudah saya wawancarai satu-satu, mereka senang kemudian bangga. Mereka dihargai, terus merasa hadirnya negara ada. Ini merupakan suatu keluarga besar yang panti-panti di Jawa Tengah betul-betul kita openi,” tegasnya.
Luthfi menjelaskan bahwa pada tahun 2025, sebanyak 57 panti di Jawa Tengah, dengan kurang lebih 6.470 penghuni, akan menerima bantuan pemerintah senilai hampir Rp23 miliar. Khusus di Panti Penganthi, terdapat 62 penghuni (50 laki-laki, 12 perempuan), yang terdiri dari 43 penyandang total blind dan 19 low vision.
“Saya pengen, termasuk dari dinas, cari sebanyak banyak masyarakat Indonesia yang membutuhkan untuk dimasukkan ke panti kita. Hadirnya negara diperlukan bagi anak-anak atau masyarakat yang memiliki kekurangan,” kata Luthfi. Ia menambahkan, di panti-panti ini, para penyandang disabilitas akan mendapatkan berbagai pelatihan untuk menunjang kemandirian, seperti berjalan menggunakan tongkat, membuat kerajinan, memijat, hingga berkesenian. “Mereka harus siap pakai. Minimal bisa mandiri. Bisa mengurus dirinya sendiri, tidak membebankan keluarganya, tidak membebankan masyarakat, juga memiliki semangat hidup,” pungkasnya, menegaskan visi Jawa Tengah Inklusif yang berpihak pada semua lapisan masyarakat.**( Joko Longkeyang).












