Berita UtamaDaerahNasional

Lawan Stigma Amis! Konsumsi Ikan Jateng Melonjak 7,8%, Pemprov Gelar Central Java Fish Market

58
×

Lawan Stigma Amis! Konsumsi Ikan Jateng Melonjak 7,8%, Pemprov Gelar Central Java Fish Market

Sebarkan artikel ini

Emsatunews.co.id, Semarang – Komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) dalam mengkampanyekan konsumsi ikan sebagai sumber protein telah membuahkan hasil positif. Tercatat, tingkat konsumsi ikan di Jawa Tengah pada tahun 2024 mencapai 40,14 kilogram per kapita per tahun.
Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 7,84 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka 37,22 kilogram per kapita per tahun.

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mengajak masyarakat untuk menjadikan ikan sebagai salah satu sumber pangan utama.“Mengonsumsi ikan bukan hanya menciptakan generasi sehat dan cerdas, tetapi juga memberi dampak ekonomi bagi nelayan dan pelaku usaha perikanan Jawa Tengah,” ujar Luthfi pada Jumat, 7 November 2025.

Advertisement


“Central Java Fish Market” Ajak Masyarakat Gemar Makan Ikan

Untuk terus menggaungkan ajakan Gemar Makan Ikan (Gemarikan), Pemprov Jateng akan menggelar Central Java Fish Market untuk keempat kalinya pada 11 November 2025, bertempat di Halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah.

Baca Juga :  Sambangi Longsor Situkung, Ahmad Luthfi Berikan Semangat Hunian Sementara Siap Tiga Hari

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jateng, Endi Faiz Effendi, menjelaskan bahwa ajang yang bekerja sama dengan Bank Indonesia ini akan dimeriahkan dengan beragam kegiatan, antara lain:
* Bazar UMKM bidang perikanan.
* Kampanye Gemar Makan Ikan.
* Festival 1.000 mangkuk bakso ikan.
* Lomba memasak ikan antarpelajar SMA/SMK se-Jawa Tengah.
Kampanye ini dinilai penting karena masih adanya stigma negatif di masyarakat, seperti anggapan bahwa ikan memicu kolesterol, berbau amis, hingga sulit diakses.
“Justru ikan adalah alternatif sumber protein bagi masyarakat. Jika harga daging, ayam, atau telur sedang tinggi, ikan seharusnya bisa menjadi pilihan,” ungkap Endi.

Produksi ikan di Jawa Tengah terbilang melimpah. Pada tahun 2024, total produksi perikanan tangkap mencapai 410.745,59 ton, sementara produksi perikanan budidaya mencapai 554.810,13 ton.
Secara ekonomi, nilai produksi perikanan tangkap saja tercatat sebesar Rp6,19 triliun.
Untuk mendorong konsumsi dan mengoptimalkan potensi ini, DKP Jateng menerapkan berbagai strategi, mulai dari: Fasilitasi sarana prasarana usaha masyarakat pesisir. Pembinaan mutu dan keamanan hasil perikanan. Pendampingan sertifikasi, seperti SKP (Sertifikat Kelayakan Pengolahan) hingga rekomendasi SNI.

Baca Juga :  Sekretaris Desa Wonosari Resmi Dilantik

Gubernur Luthfi juga menunjukkan keberpihakan yang nyata terhadap nelayan, antara lain melalui rehabilitasi infrastruktur perikanan, termasuk breakwater, pengerukan muara sungai dan dermaga, serta perbaikan dermaga pelabuhan, dengan total anggaran mencapai Rp60 miliar pada 2025.
Selain itu, Pemprov Jateng akan membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) yang dikelola BUMD untuk mempermudah nelayan kecil mendapatkan bahan bakar bersubsidi.“Di samping itu, juga diberikan asuransi kepada nelayan kecil. Tahun ini kuotanya sekitar 15 ribu,” tutup Endi, sembari merinci nilai klaim asuransi yang mencapai Rp120 juta untuk meninggal dunia.
**( Joko Longkeyang ).