Berita UtamaNasional

Apresiasi Hafiz! Pemprov Jateng Guyur Tali Asih Lebih dari Rp1 Miliar

19
×

Apresiasi Hafiz! Pemprov Jateng Guyur Tali Asih Lebih dari Rp1 Miliar

Sebarkan artikel ini

Emsatunews.co.id, Grobogan – Kepedulian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah terhadap para penghafal Al-Qur’an (hafiz) terus diperkuat. Tercatat, hingga pertengahan Desember 2025, Pemprov Jateng telah mengucurkan dana tali asih dengan total nilai mencapai lebih dari Rp1 miliar.

Dana apresiasi tersebut diberikan kepada 1.041 santri penghafal Al-Qur’an yang tersebar di berbagai wilayah Jawa Tengah dalam kurun waktu Januari hingga 17 Desember 2025. Setiap santri menerima bantuan sebesar Rp1 juta sebagai bentuk penghargaan atas jerih payah mereka menjaga hafalan kitab suci.

Advertisement

Penyerahan secara simbolis dilakukan langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, dalam acara Haflah Khotmil Qur’an di Pondok Pesantren Darus Suada, Desa Ngroto, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Rabu (17/12/2025). Pada kesempatan tersebut, sebanyak 18 santri menerima tali asih secara langsung.

Baca Juga :  Banggar DPRD Pemalang Bahas Raperda Perubahan APBD Tahun Anggaran 2024

Gus Yasin—sapaan akrab Wakil Gubernur—menjelaskan bahwa program ini merupakan bukti nyata kehadiran pemerintah dalam mendukung nilai-nilai religiusitas. Ia berharap doa para penghafal Al-Qur’an dapat membawa keberkahan bagi jalannya pemerintahan di Jawa Tengah.”Momen khataman Al-Qur’an adalah waktu yang sangat mustajab. Saat doa dipanjatkan, malaikat ikut mengaminkan. Kita berharap keberkahan ini menyertai kita semua,” tutur Taj Yasin.

Baca Juga :  Gubernur dan Mensos Wisuda 1.000 Keluarga Graduasi PKH di Pemalang

Tidak hanya fokus pada acara di Grobogan, Taj Yasin juga mengajak seluruh jemaah yang hadir untuk mengirimkan doa bagi saudara-saudara yang sedang tertimpa musibah bencana alam di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.

Dalam acara yang sama, ulama kondang KH Anwar Zahid turut memberikan pesan mendalam bagi para penghafal Al-Qur’an. Beliau menekankan bahwa tugas seorang santri tidak berhenti pada hafalan saja, melainkan harus terus belajar memahami kandungan maknanya agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.**( Joko Longkeyang ).