EMSATUNEWS.CO.ID, BREBES – Dalam rangka pelestarian fosil purbakala berusia sekitar 2 juta tahun yang ditemukan di wilayah Bumiayu-Tonjong (Buton) Pemkab Brebes bangun dan resmikan musium dengan nama Musium Purbakala Buton pada Senin, 28 November 2022.
Peresmian Musium Buton dihadiri Kepala OPD, Forkopinda, Anggota DPRD F-PKB Mustolah, Camat se-Brebes Selatan, Forkopincam, para Kepala Desa di wilayah Tonjong dan Bumiayu, serta para pelajar dan masyarakat.
Kepala Dinas (Kadin) Kebudayaan dan Pariwisata Brebes melalui Kepala Bidang Kebudayaan Wijanarto menyampaikan amanat surat Kadin yang isinya menerangkan sejarah penemuan dan penelitian terkait fosil-fosil yang diketemukan di situs wilayah Buton.
“Fosil-Fosil mamalia yang ditemukan di Bumiayu dan Tonjong merupakan paling istimewa karena usianya sekitar 2 juta tahun, sehingga merupakan fosil tertua di Pulau Jawa,” terang Wijanarto.
Wijanarto juga berpesan kepada para OPD untuk ikut bertanggung jawab dalam menjaga dan melestarikan sekaligus pemanfaatan bangunan Musium untuk menyelamatkan, agar tidak terjadi amnesia sejarah dan lost distory terutama bagi masyarakat Brebes khususnya di wilayah selatan.
“Jangan biarkan kami dan para pelestari menjadi Gamang, musium ini yang nantinya merupakan kekuatan sebagai bukti history untuk pembangunan kepribadian dan kebudayaan. Melalui proses pelestarian salah satunya dapat memberikan manfaat bagi penguatan daya tarik wisata, terutama di bidang sejarah dan budaya guna memajukan pariwisata di Kabupaten Brebes,” harapnya.
Bupati Brebes Hj. Idza Priyanti mengapresiasi Dinbudapar Brebes dan para penemu, pelestari serta masyarakat Desa Galuh Timur yang berperan aktif dalam menjaga, merawat dan melestarikan peninggalan fosil purbakala dengan jumlah sekitar 1.030 jenis yang ada di Musium Buton.
“Dengan terbangunya Musium Buton maka Brebes akan menjadi magnet masyarakat dunia dan Musium Buton akan menjadi ikon wisata Kabupaten Brebes. Fosil yang ada di Musium Buton merupakan yang spektakuler, karena hanya ada di 5 negara di dunia dan usianya lebih tua dari fosil yang ditemukan di Sangiran,” ungkap Idza.
Sementara itu terkait apa yang disampaikan oleh Camat Tonjong Lukman Hakim, bahwa masih banyaknya kekurangan di Musium Buton seperti akses jalan yang masih rusak, jembatan yang ambruk, belum adanya saluran listrik dan MCK serta jaringan telekomunikasi seperti WIFI, dirinya menyampaikan semoga segera terealisasi.
“Semoga dapat direalisasikan di anggaran tahun 2023, untuk yang paling urgen yaitu MCK harus di prioritaskan,” tegas Lukman.
Kegiatan peresmian Musium berjalan sukses di tutup dengan penandatanganan, gunting pita, peninjauan fosil, serta penyerahan sertifikat kepada para pelestari dan diakhiri dengan foto bersama. (yayan).