EMSATUNEWS.CO.ID, BREBES – Pemerintah Kabupaten (Pemda) Brebes, bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Dinas Kesehatan, dan Keluarga SIGAP, menggelar lokakarya tiga hari (18‑20 November) di Dedi Jaya Hotel Brebes.
Acara yang diikuti 204 kepala desa ini bertujuan menyiapkan rencana keberlanjutan Program Keluarga SIGAP di tingkat kecamatan dan desa.
Program Keluarga SIGAP, bagian dari strategi nasional percepatan penurunan stunting, mengintegrasikan layanan gizi, imunisasi, dan edukasi kesehatan ke dalam perencanaan desa.
Pada lokakarya, peserta diharapkan:
1. Memahami urgensi program dalam pencapaian Generasi Emas 2045.
2. Menyiapkan komitmen alokasi anggaran desa.
3. Mengadopsi pendekatan SIGAP sebagai gerakan masyarakat, bukan sekadar proyek.
Jangkauan dan capaian hingga Oktober 2025
– 26 057 balita (0‑24 bulan) terjangkau di 204 desa Brebes..
-1 872 kader dilatih dari 1 272 posyandu.
– 25 456 kunjungan rumah pertama telah dilakukan.
– 1 466 kelas ibu baduta digelar di posyandu.
Program ini merupakan skala‑up dari uji coba 2023, bersama Kabupaten Sukabumi (Jawa Barat) dan Kabupaten Banjar (Kalimantan Selatan).
Sekretaris Daerah (Sekda) Brebes, Dr. Tahroni, MPd, diwakili Asisten Administrasi Umum Untung Rizaludin, menekankan peran SIGAP dalam pencegahan stunting:
“Program ini telah menjangkau keluarga dengan anak usia 0‑24 bulan melalui pelatihan kader, kunjungan rumah, kelas ibu baduta, serta media interaktif. Kami berharap kepala desa berkomitmen melanjutkan program ini.” tegasnya.
Sementara itu, Penasihat Advokasi Keluarga SIGAP, Nuwirman, mengungkapkan, “SIGAP bukan sekadar program, melainkan gerakan masyarakat yang berdampak langsung pada keluarga.” paparnya.
Team Leader Program Keluarga SIGAP, Ardi Prastowo, mengajak desa‑desa untuk mandiri, dukungan Dana Desa (DD) sangat krusial. Ia mengajak para kepala desa berkomitmen bersama demi keberlanjutan program tersebut.
Analisis Ahli Madya Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa, Sappe MP Sirait, menegaskan pentingnya pemanfaatan dana desa untuk layanan kesehatan dasar.
“Setiap desa harus memiliki akses layanan kesehatan yang lebih baik dan mendukung keberlanjutan SIGAP (imunisasi, cuci tangan pakai sabun, makanan bergizi, camilan sehat) harus terus digalakan,” harapnya.
Lokakarya ini menjadi momentum penting bagi 204 kepala desa untuk menyusun rencana aksi keberlanjutan SIGAP, mengintegrasikan program ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), serta memperkuat sinergi antara pemerintah daerah, Kementerian Desa, dan Dinas Kesehatan.
“Dengan komitmen bersama, Brebes berharap dapat mempercepat penurunan stunting dan mewujudkan Generasi Emas 2045,” pungkasnya.***












