EMSATUNEWS.CO.ID, PEMALANG – Kabar mengejutkan datang dari salah satu warga Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Seorang pria bernama Galih dikabarkan telah mengalami reinkarnasi menjadi artis legendaris, Gombloh.
Galih yang kini berusia 60 tahun mengaku sudah merasakan kehadiran Gombloh sejak usia 23 tahun. Namun, baru-baru ini, Galih mengaku telah sepenuhnya menjadi Gombloh setelah mengalami pengalaman spiritual yang mendalam.
“Sejak kecil saya sudah suka dengan musik-musik Gombloh. Tapi saya merasakan kehadirannya yang lebih kuat ketika saya berusia 23 tahun. Saya mulai menirukan cara bicaranya dan gayanya berpakaian,” ujar Galih saat ditemui di kediamannya, Minggu (19/3/2023).
Galih mengaku bahwa pengalaman spiritualnya terjadi beberapa minggu yang lalu ketika ia sedang bertafakur di Masjid Makam Waliyullah Syech Maulana Syamsudin ( SMS ) di bilangan pantai Widuri, Pemalang, Jawa Tengah. Ia merasa ada kekuatan gaib yang masuk ke dalam tubuhnya dan membuatnya merasa seolah-olah menjadi Gombloh.
“Saya tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata, tapi saat itu saya merasa seperti ada roh Gombloh yang masuk ke dalam diri saya. Saya merasakan seperti hidup dalam tubuhnya dan bisa memainkan musik-musiknya dengan sempurna,” lanjut Galih.
Sejak itu, Galih mengaku sudah sepenuhnya menjadi Gombloh dan berencana untuk mengabdikan hidupnya untuk memperkenalkan kembali musik-musik Gombloh kepada generasi muda. Ia juga berharap bisa tampil di berbagai panggung musik dan konser untuk mengenalkan kembali karya-karya Gombloh yang sudah lama terlupakan.
Kabar mengenai Galih yang menjadi reinkarnasi Gombloh ini tentu saja menjadi sorotan banyak orang. Banyak yang penasaran dengan pengalaman spiritual yang dialami oleh Galih dan juga dengan bagaimana penampilannya sebagai Gombloh. Namun, tidak sedikit pula yang skeptis dan menganggap ini hanyalah sebuah upaya untuk mencari sensasi.
” Kata orang ketika saya menyanyikan lagu – lagi mendiang legendaris Gombloh, suara dan penampilannya sangat mirip dengan almarhum ,” Galih yang mempunyai nama asli Sutrisno.*
Penulis: Joko Longkeyang