Emsatunews.co.id, Pemalang – Krisis sampah di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, mencapai kondisi darurat. Setiap harinya, sebanyak 250 ton sampah dihasilkan dari 40 desa, 16 pasar besar, 18 sekolah, 8 rumah sakit umum, perkantoran, pertokoan, hingga ribuan rumah tangga. Namun, hingga saat ini, hanya sekitar 60 ton yang mampu diolah dan ditimbun. Sisanya, sebanyak 190 ton per hari, menumpuk di berbagai titik, menyebabkan gangguan kesehatan, bau tidak sedap, hingga menghambat lalu lintas.
Anggota DPRD Kabupaten Pemalang Dr. H. Noor Rosyadi.S.E., M.M., dari Fraksi PKB, dengan tegas meminta Pemkab Pemalang segera menyelesaikan masalah ini. Pernyataan tersebut disampaikan usai rapat Komisi C DPRD Pemalang yang digelar pada Jumat (3/1/2025) siang.
Rapat tersebut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Wiji Mulyati. S.K.M.,, Direktur PT Aneka Usaha Anda Asri, Asisten Bupati Bidang Perekonomian H. Agus Ikmal S.E., M.M., serta pimpinan dan anggota Komisi C DPRD Pemalang.
Dalam rapat, Kepala DLH, Wiji Mulyati
mengungkapkan bahwa Pemalang hanya mampu menangani 40 ton sampah per hari di TPA Silarang. Sementara itu, PT Aneka Usaha yang mengelola Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Surajaya hanya mampu mengolah 20 ton per hari dari kapasitas maksimal 40 ton. Penyebabnya adalah minimnya tenaga ahli dan kondisi mesin yang kurang optimal.
“Saat ini, sampah yang tersisa di Pemalang mencapai 3.000 ton lebih di 114 tempat pembuangan sementara (TPS), belum termasuk titik darurat lainnya,” ungkap Wiji Mulyati.
Untuk memastikan hal tersebut Noor Rosyadi sendiri turun langsung ke lapangan pada Minggu (29/12/2024) untuk meninjau kondisi TPST Surajaya. Beliau menyaksikan langsung tumpukan sampah yang berserakan di luar bangunan TPST, membuktikan perlunya penanganan serius.
Berbagai alternatif solusi sedang dipertimbangkan, di antaranya: Pemanfaatan lahan bekas galian di Sambeng seluas 30 hektar, Penggunaan lahan milik Perhutani di Sarwodadi, Karanganyar, Peningkatan kapasitas pengolahan sampah di TPST Surajaya menjadi 40 ton per hari, Percepatan pendirian PT ITS, perusahaan pengelola sampah yang direncanakan berdiri di Desa Susukan, Kecamatan Comal, dengan kapasitas 200 ton per hari.
Sementara itu menurut Agus Ikmal, Asisten Bupati Pemalang, PT. ITS saat ini sedang mengurus berbagai perizinan seperti AMDAL, listrik, dan lainnya. Diharapkan perusahaan ini dapat beroperasi pada tahun 2025 untuk membantu mengurai masalah sampah di Pemalang.
Noor Rosyadi menegaskan agar eksekutif segera bertindak cepat dan serius dalam menangani krisis sampah ini. “Kita sudah berada di situasi darurat. Jangan biarkan masalah ini berlarut-larut karena dampaknya langsung dirasakan masyarakat. Kita butuh solusi cepat, konkret, dan terintegrasi,” tegasnya.
Dalam kesempatan Noor Rosyadi juga berharap agar semua pihak dapat berkolaborasi dalam menangani masalah sampah ini. “Semoga Kabupaten Pemalang segera bersih, masyarakat sehat, dan kita bisa menjalani kehidupan yang lebih baik,” harapnya.( Joko Longkeyang ).