Berita Utama

Evakuasi Longsor Situkung Dipercepat, Gubernur Luthfi Ingatkan Waspada Bencana Susulan

50
×

Evakuasi Longsor Situkung Dipercepat, Gubernur Luthfi Ingatkan Waspada Bencana Susulan

Sebarkan artikel ini

Emsatunews.co.id, Banjarnegara – Bencana tanah longsor kembali melanda Kabupaten Banjarnegara. Tebing setinggi puluhan meter di kawasan hutan pinus Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, runtuh setelah hujan deras mengguyur daerah tersebut selama hampir tiga jam pada Minggu, 16 November 2025.

Longsoran dengan diameter sekitar 100 x 100 meter meluncur deras dan menghantam permukiman warga di RT 1 hingga RT 4 RW 03. Material berupa tanah, batu, hingga potongan kayu menerjang rumah-rumah yang berada di bawah tebing hingga rata dengan tanah.

Advertisement

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah mencatat, hingga Senin (17/11) pukul 08.37, sebanyak 823 jiwa telah mengungsi ke pos pengungsian di halaman Kantor Kecamatan Pandanarum.

 

Dua warga dilaporkan meninggal dunia, satu korban mengembuskan napas terakhir di RSUD Banjarnegara, sementara satu lainnya ditemukan di sekitar lokasi longsor pada pukul 07.48.

Puluhan warga lainnya masih dilaporkan terjebak di area hutan berdasarkan keterangan keluarga dan warga sekitar. Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian dan evakuasi secara intensif di tengah kondisi tebing yang masih labil.

BPBD Jawa Tengah dan Kabupaten Banjarnegara bersama relawan, TNI-Polri, serta Forkopimcam bergerak cepat mendirikan tenda pengungsian, dapur umum, pos lapangan, hingga layanan kesehatan darurat. Bantuan kebutuhan mendesak mulai disalurkan, meliputi logistik permakanan, selimut, matras, higien kit, family kit, kids ware, air mineral, hingga perangkat ATK, laptop, dan printer untuk kebutuhan posko.

Baca Juga :  Heru Kundhimiarso Kritisi Rencana City Walk Pemalang, Buruknya Drainase Dinilai Abaikan Ancaman Banjir

Assessment lanjutan pun terus dilakukan. Kondisi curah hujan yang masih tinggi membuat kawasan tersebut berada dalam status kewaspadaan, karena potensi terjadinya longsor susulan masih cukup besar.

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, memastikan bahwa penanganan bencana dilakukan secara terpadu sejak laporan awal diterima.“Informasi awal berkembang sekitar 800-an masyarakat terdampak. Ada 26 yang masih berada di hutan karena kejadian yang mendadak. Ada juga yang kemungkinan tertimbun,” tegasnya.

Menurut Luthfi, upaya pencarian diperkuat melalui kerja sama dengan Pangdam, Basarnas, dan BNPB.“Hari ini kami bergerak dengan pencarian by name by address. Kami bentuk klaster pengungsi, logistik, sarpras, dan kesehatan agar mobilisasi lebih cepat dan terarah,” ujarnya.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga telah mengirimkan bantuan untuk Banjarnegara. “Kami siapkan lebih dari Rp 700 juta. Sebelumnya hampir Rp 400 juta kami alokasikan untuk wilayah Cilacap,” jelasnya.

Baca Juga :  Bertemu di Perairan Perbatasan, Kapal Patroli Bakamla RI dan Malaysia Patroli Bersama

Luthfi mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana di musim penghujan.“Jawa Tengah ini minimarket bencana. Ada sejumlah titik yang harus diantisipasi seperti Batang, Kendal, Wonosobo, Banjarnegara, Brebes–Bumiayu, Magelang, dan Temanggung. Potensi gerakan tanah di wilayah tersebut cukup tinggi, sehingga perlu pencegahan dini,” katanya.

Pemprov Jawa Tengah juga akan menggelar rapat terbatas untuk memperkuat mitigasi jangka menengah dan panjang.

Total bantuan dari OPD dan BUMD Provinsi Jawa Tengah mencapai Rp 385,48 juta, terdiri dari: Logistik dari Dinas Sosial (APBN) senilai Rp 239,35 juta, Dua ton beras dari Dinas Ketahanan Pangan senilai Rp 27 juta, Obat-obatan dari Dinas Kesehatan senilai Rp 11,91 juta, Logistik dari BPR BKK Mandiraja senilai Rp 15,5 juta, Tiga ton beras dari Bank Jateng senilai Rp 45 juta, Logistik dari BPBD Jateng senilai Rp 46,72 juta .

Selain itu, Pemprov Jawa Tengah mengalokasikan Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp 450 juta untuk penanganan rumah warga yang tertimbun atau rusak berat akibat longsor. Upaya penanganan dan evakuasi terus dilakukan dengan mengutamakan keselamatan warga serta antisipasi terhadap potensi bencana susulan. **( Joko Longkeyang ).