EMSATUNEWS.CO.ID, PEMALANG – Kokurikuler SMPN 2 Ulujami ajak siswa-siswinya kenalkan cagar budaya, seni tradisional, dan makanan lokal di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Mereka dikenalkan situs sejarah Tugu Pahlawan di Desa Padek, Kecamatan Ulujami, seni tradisional tari sintren, dan makanan lokal setempat bandeng presto.
Kegiatan yang mengangkat tema Bhineka Tunggal Ika itu berlangsung selama satu pekan, yaitu mulai tanggal 27 Oktober 2025 dan berakhir pada 1 November 2025.
Koordinator Kokurikuler SMP Negeri 2 Ulujami Mchd Saichunissolichin mengatakan, Kokurikuler itu diperuntukkan bagi seluruh siswa-siswi kelas 7, 8, dan 9 dengan mengangkat tema Bhineka Tunggal Ika.
Para siswa, lanjut Solichin, semuanya dikenalkan tentang budaya. Untuk kelas 9 dikenalkan situs benda, kelas 8 tentang seni tradisional, dan kelas 7 tentang makanan setempat.
”Tema Kokurikuler kali ini temanya sama, Bhineka Tunggal Ika, tapi topiknya berbeda-beda, semuanya budaya setempat. Untuk situs benda kita mengambil yang terdekat ada Tugu Pahlawan Desa Padek kita sediakan narasumber untuk menceritakan sejarah,” kata Solichin kepada wartawan pada Sabtu (1/11/2025).
”Kemudian untuk kelas 8 kita panggil seni tradisional tari sintren dari Desa Blendung, tampil di sekolahan. Walaupun tugas pengamatannya itu untuk kelas 8, kelas 7 dan 9 ikut menyaksikan bersama,” lanjutnya.
Terkait makanan lokal, dijelaskan Solichin, siswa kelas 7 diajak ke rumah produksi bandeng presto. Para siswa diajarkan proses mengolah ikan bandeng presto.
”Para siswa tak hanya mendapatkan ilmu dari penjelasan cara membuat ikan bandeng presto, tetapi juga langsung praktik membuat presto dari bandeng dengan didampingi wali kelas masing-masing,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Solichin menyambut baik program Kokurikuler yang diterapkan pemerintah karena dapat meningkatkan pengetahuan para siswa, lebih mengenal potensi budaya setempat. Seperti lebih mengenal sejarah situs tugu pahlawan di Desa Padek.
”Karena kadang-kadang kita semuanya kurang memahami setempat. Bahkan orang tua saja mungkin ada yang kurang mengenal. Tapi setelah ada penjelasan dari tokoh setempat yang paham betul tentang sejarahnya kenapa dibangun Tugu Pahlawan,” ungkapnya.
”Dengan begitu diharapkan anak-anak nanti termotivasi, mewarisi sifat kepahlawanan. Kemudian diharapkan nanti siswa selain bisa mencintai, mungkin barangkali bisa mengembangkan di kemudian harinya, misalnya bandeng presto atau mengembangkan kesenian dan inspirasi seperti itu,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Kokurikuler atau kegiatan pembelajaran di luar pelajaran ini (intrakurikuler), merupakan program dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Tujuan dilaksanakannya Kokurikuler ini ialah untuk memperkuat, memperdalam, atau memperkaya materi pelajaran di kelas, serta mengembangkan karakter siswa.
Kegiatan ini bersifat wajib, terhubung langsung dengan kurikulum, dan berfungsi sebagai jembatan antara teori dan praktik di dunia nyata. Adapun contoh kegiatan kokurikuler antara lain kunjungan ke museum, studi lapangan, atau proyek sosial.***












