EMSATUNEWS.CO.ID, BREBES – Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (KIBBL) diharapkan dapat menggerakan seluruh stakeholder desa agar bisa mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kegawat daruratan kesehatan ibu hamil, ibu nifas, dan bayi baru lahir. Mereka dihadapi secara kolektif, kolaboratif dan terbuka, sehingga derajat kesehatan masyarakat Brebes meningkat.
Demikian disampaikan Wakil Bupati Brebes Narjo saat membuka Sosialisasi Desa Siaga KIBBL di Hotel Anggraeni Jatibarang, Brebes, Senin (6/6/2022) kemarin.
Marjo mengatakan, digelarnya sosialisasikan desa Siaga KIBBL
ini menjadi cara menekan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Brebes.
“Masyarakat dan Pemerintah Desa (Pemdes) harus mensiagakan seluruh sumber daya dan kemampuannya untuk kesehatan ibu dan bayi,” kata Narjo.
Menurut Narjo upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu dan bayi baru lahir, telah menjadi prioritas utama dari pemerintah. AKI dan AKB yang merupakan salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga mengindikasikan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan, dan pengetahuan masyarakat, kualitas kesehatan lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan.
“Manakala tidak terus diperhatikan dan ditangani dengan serius, maka AKI dan AKB di Kabupaten Brebes bisa bertambah terus sehingga perlu dilakukan upaya penanganan serentak dan komperehensif dari semua pihak dalam upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir,” ujarnya
Desa siaga KIBBL menjadi kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat. Sehingga dilaksanakan atas dasar kemampuan dan kemauan masyarakat, atau dengan kata lain, keberadaan desa siaga dan KIBBL berperan strategis dalam mempercepat terwujudnya masyarakat desa yang peduli, tanggap dan mampu mengenali, mencegah serta mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.
Narjo berharap desa siaga KIBBL bisa menjadi wadah bagi masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan berbagai program kesehatan, khususnya untuk menangani ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir. “Maka dari itu, kesiagaan masyarakat sangat perlu didorong dengan memberi informasi yang akurat dan cepat tentang situasi dan masalah-masalah yang mereka hadapi,” pungkas Narjo.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes Inneke Tri Sulistyowati, SKM, M.Kes melaporkan, kondisi saat ini di Kabupaten Brebes hingga Juni 2022 sudah ada 23 kasus kematian ibu melahirkan. Penyebab terbanyak, karena preklamsi dan perdarahan sehingga ini perlu mendapat perhatian agar sedini mungkin faktor risiko ini bisa di ketahui dan dicegah.
”Langkah pendampingan, pemantauan dari seluruh warga masyarakat agar berperan aktif memberikan perhatian terhadap ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas,” ajak Inneke.
Kesehatan ibu bayi baru lahir ini, kata Inneke, menjadi perhatian dan tanggung jawab bersama. Dengan sosialisasi, diharapkan ada output dari peserta bisa mengerti, memahami dan menerapkan atau implementasi dari Desa siaga KIBBL.
Agar dilakukan juga survei penguatan-penguatan kapasitas, pemetaan dan pendataan terkait dengan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas yang ada di wilayahnya.
Kemudian dilakukan pendampingan, penganggaran APBDes. Bila tahun 2023 belum dianggarkan, maka diharapkan di anggaran perubahan bisa diakomodir dan nantinya di 2023 juga bisa ada Anggaran Desa untuk mendukungnya.
Turut hadir acara tersebut Staf Ahli Bupati bidang Ekonomi dan Pembangunan M Furqon, Kepala DP3KB dr Sri Gunadi Parwoko, Camat, Forkopimcam, Kepala Desa, anggota PKK desa dan Kader Posyandu – (imam)