Scroll ke Atas
Berita UtamaNasional

Undip, KITLV Leiden, LP3ES, Universitas Paramadina dan INDEF Pembukaan Sekolah Demokrasi, Sekaligus Launching Juara

186
×

Undip, KITLV Leiden, LP3ES, Universitas Paramadina dan INDEF Pembukaan Sekolah Demokrasi, Sekaligus Launching Juara

Sebarkan artikel ini

Ia berharap agar program-program ini mampu digagas dan dijalankan pada elemen bangsa yang lebih luas sehingga masyarakat dapat mengetahui masa depan bangsanya dan mampu membentuk masa depan yang lebih baik.

Selanjutnya Prof. Suharnomo selaku Rektor Universitas Diponegoro secara resmi membuka forum JUARA dan berharap agar forum ini mampu menyuarakan permasalahan masyarakat luas dari kacamata akademis sehingga didengar ke publik.  “Demi meningkatkan efektivitas publikasi dalam menyuarakan permasalahan masyarakat luas, UNDIP ikut terlibat dalam mengadakan sekolah demokrasi dan ISPE dalam menghasilkan forum JUARA” pungkasnya.

Lebih jauh, pembentukan forum Juara didasarkan atas keprihatinan yang mendalam terhadap tiga situasi, yakni:

Pertama, sesaknya ruang publik kita dengan kabar bohong, ujaran kebencian, kekerasan verbal dan diskriminasi, juga berbagai bentuk kedangkalan lainnya yang tersebar dengan sangat masiv di antara warga,  karena ekosistem digital kita digerakkan oleh algoritma media sosial yang menyesatkan.

Baca Juga :  Demokrasi Tingkat Bawah di Kota Tangerang

Kedua, dari sisi komunikator ruang publik kita disesaki oleh para pembuat konten yang sangat menarik dan gampang viral, namun bukan berdasarkan pada metodologi yang kuat, penalaran yang benar, dan data yang sahih.

Ketiga, dari sisi komunikan (penerima pesan) kita dihadapkan pada literasi membaca bangsa ini yang masih rendah. Karena literasi yang rendah ini, kabar bohong mudah sekali menjadi viral dan dianggap sebagai kebenaran.

Studi yang dilakukan PISA pada tahun 2023 menemukan bahwa Indonesia menempati peringkat 70 dari 80 negara dengan skor literasi membaca 359.  PISA (Programme for International Student Assessment) yang merupakan studi untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti sekitar 80 negara di seluruh dunia

Baca Juga :  Ancaman Matinya Demokrasi Indonesia

Berdasarkan tiga keprihatinan di atas, jurnalis dan akademisi perlu berkolaborasi untuk menghadirkan kebenaran di ruang publik kita demi melawan ekosistem digital yang dipenuhi oleh polusi, menghadang pembuat konten yang menyesatkan, demi meningkatkan literasi publik kita.

Dalam jurnalisme ada kode etik dan prosedur jurnalistik tertentu untuk sampai kepada kebenaran.  Jenis kebenaran itu adalah kebenaran jurnalisme, artinya kebenaran yang didapatkan melalui serangkaian prosedur jurnalistik. Berdasarkan diskusi kelompok terarah dengan ribuan jurnalis di Amerika, Bill Kovach dan Rosenstiel (2020) menyebutkan bahwa ada 9 elemen jurnalisme seperti, antara lain: setia pada kebenaran, disiplin verifikasi, berpihak kepada warga sebagai nilai-nilai yang mengarahkan kerja jurnalisme.  Jurnalis dan akademisi perlu bergandengan tangan untuk menjadi JUARA!