Scroll ke Atas
Berita Utama

Puncak Acara Grebeg Maulud Cibuyur, Masyarakat Berebut Gunungan Mengharapkan Berkah

2499
×

Puncak Acara Grebeg Maulud Cibuyur, Masyarakat Berebut Gunungan Mengharapkan Berkah

Sebarkan artikel ini

Emsatunews.co.id, Pemalang – Suasana meriah menyelimuti Desa Cibuyur, Kecamatan Warungpring, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah pada Senin (16/9/2024). Ribuan warga tumpah ruah mengikuti tradisi tahunan Grebeg Maulud, sebuah perayaan yang menggabungkan aspek keagamaan dan budaya.

Acara diawali dengan ritual sakral Krubung Gong, di mana Kepala Desa Cibuyur beserta istri menutupi gong dengan kain sebagai simbol kepemimpinan dan perlindungan terhadap warga. Setelah itu, pawai gunungan yang dihias indah dengan berbagai jenis buah-buahan, sayuran, dan makanan tradisional menjadi pusat perhatian.
Gunungan yang diarak mengelilingi desa merupakan simbol syukur atas karunia alam yang melimpah. Iringan musik calung dan tarian menambah semarak suasana, menggambarkan kegembiraan dan semangat kebersamaan masyarakat Cibuyur.

Baca Juga :  Dengan Berbagi Sembako, SD Negeri 02 Jatirejo Berbagi Kebahagiaan Di Bulan Ramadhan 

“Grebeg Maulud bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga bentuk penghormatan kami terhadap Nabi Muhammad SAW dan ungkapan syukur atas rezeki yang Allah SWT berikan, Tradisi ini telah diwariskan secara turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat kami.”ujar Yoyok Kusnodo, Kepala Desa Cibuyur.

Puncak acara adalah saat gunungan tiba di depan balai desa sebagai titik akhir, dimana setelah dilakukan ritual dan doa oleh para sesepuh. Masyarakat dari berbagai usia berebut untuk mendapatkan bagian dari gunungan yang dipercaya membawa berkah. Meski terjadi sedikit kericuhan, namun semangat kebersamaan tetap terjaga.
“Saya sangat senang bisa ikut dalam acara ini, Selain mendapatkan berkah, saya juga bisa bertemu dengan tetangga dan mempererat tali silaturahmi.” ungkap Siti, salah seorang warga.
Grebeg Maulud di Cibuyur tidak hanya menjadi ajang syukur, tetapi juga sarana untuk melestarikan nilai-nilai luhur seperti gotong royong, toleransi, dan penghormatan terhadap keberagaman.( Joko Longkeyang)