Scroll ke Atas
Berita Utama

Produksi Padi Jawa Tengah Tahun 2024 Mencapai 8,85 Juta Ton

53
×

Produksi Padi Jawa Tengah Tahun 2024 Mencapai 8,85 Juta Ton

Sebarkan artikel ini

EMSATUNEWS.CO.ID, SEMARANG – Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah (Distanbun Jateng), Supriyanto, Jum’at (3/1/2025), mengemukakan bahwa hingga akhir tahun 2024, luas lahan panen padi di Jawa Tengah mencapai 1.554.93 hektar.

Dari luas lahan panen tersebut, lanjut Supriyanto, produksi padinya sebanyak 8.850.920 ton, dengan produktifitas per hektarnya mencapai 5,69 ton.

“Selama lima tahun terakhir, Jawa Tengah mampu menyokong kebutuhan pangan nasional sebesar 16-17 persen”, terang Supriyanto.

Lebih lanjut, Supriyanto menyampaikan bahwa keberhasilan pencapaian produksi padi tersebut tidak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Baca Juga :  Implementasi Perbup 92 Tahun 2022, Perlu Sinergi Atasi Stunting

“Beberapa upaya dilakukan diantaranya adalah mendorong peningkatan luas tambah tanam padi, bantuan pompanisasi, Rehab Jaringan Irigasi Tersier (RJIT), bantuan sarana produksi pertanian, serta bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan)”, papar Supriyanto.

Berdasarkan data Distanbun Jawa Tengah, lanjut Supriyanto, sebanyak 32 kabupaten telah mendapat bantuan pompanisasi sebanyak 4.987 unit pompa air dan telah dimanfaatkan oleh petani. Kemudian RJIT di lima kabupaten yakni di Kabupaten Karanganyar, Rembang, Brebes, Semarang, dan Sukoharjo.

Baca Juga :  Sely Warga Cibogo Raih Hadiah Utama Pada Giat Jalan Sehat Puncak Kegiatan Milad Satu Dasawarsa SIJ Bantarkawung

Adapun bantuan sarana produksi pertanian yang telah dikucurkan, imbuhnya, berupa bantuan benih padi mencapai 6.392.475 kilogram, setara dengan luas 255.699 hektare. Supriyanto menyebut, bantuan itu bersumber dari bantuan APBD maupun APBN. Adapula bantuan pupuk NPK bersubsidi, dengan total 640.510 ton untuk 32 kabupaten kota

“Kami bangga kepada petani, terima kasih atas kerja bareng yang didukung juga oleh TNI dan OPD lain, seperti BPS, Pusdataru, dan BMKG. Semoga kita tetap berkontribusi pada produksi pangan nasional,” pungkas Supriyanto.