ArtikelHikmah

Ketahanan umkm Pemalang, Perang Mu’tah dan Teori Sun Tzuu

1010
×

Ketahanan umkm Pemalang, Perang Mu’tah dan Teori Sun Tzuu

Sebarkan artikel ini

Emsatunews.co.id, Pemalang –  Sejarah Perang Mu’tah dan Pelajaran bagi UMKM.

Perang Mu’tah terjadi pada tahun 629 M (8 H) antara pasukan Muslim yang dipimpin oleh Zaid bin Haritsah dan pasukan Bizantium (Romawi Timur) di wilayah Mu’tah, Yordania. Meskipun jumlah pasukan Muslim jauh lebih kecil dibandingkan pasukan Bizantium (sekitar 3.000 melawan lebih dari 100.000), mereka tetap berjuang dengan strategi yang cerdas dan semangat yang tinggi.

Advertisement

Pelajaran Perang Mu’tah untuk UMKM:

1. Keberanian Menghadapi Tantangan

• Seperti pasukan Muslim yang menghadapi musuh yang jauh lebih besar, UMKM sering kali harus bersaing dengan perusahaan besar. Keberanian dan mental yang kuat sangat penting untuk bertahan dan berkembang.

2. Strategi yang Fleksibel dan Adaptif

• Setelah tiga panglima utama gugur (Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah), Khalid bin Walid mengambil alih dan mengubah strategi perang. Dalam bisnis, fleksibilitas dalam merespons tantangan sangat penting, terutama dalam menghadapi perubahan pasar atau persaingan.

3. Kepemimpinan yang Cerdas dan Visioner

• Khalid bin Walid, sebagai pemimpin terakhir dalam perang ini, berhasil menyelamatkan pasukan Muslim dengan strategi mundur yang terorganisir. Dalam UMKM, kepemimpinan yang cerdas akan membantu bisnis bertahan dan berkembang meskipun menghadapi tantangan besar.

4. Jangan Terpaku pada Jumlah, tetapi Fokus pada Kualitas

• Meski kalah jumlah, pasukan Muslim tetap bertahan karena kualitas strategi dan semangat mereka. UMKM tidak harus takut bersaing dengan bisnis besar selama memiliki keunggulan dalam produk, layanan, atau strategi pemasaran yang lebih efektif.

5. Jaringan dan Kolaborasi Itu Penting

• Dalam perang, keberhasilan juga ditentukan oleh aliansi dan dukungan dari pihak lain. UMKM bisa belajar dari ini dengan membangun jaringan bisnis, bekerja sama dengan komunitas, dan mencari mitra strategis untuk bertumbuh lebih cepat.

Seperti dalam Perang Mu’tah, tantangan besar dalam bisnis bukan berarti akhir dari segalanya. Dengan strategi yang tepat, kepemimpinan yang kuat, dan ketahanan mental, UMKM bisa bertahan dan bahkan berkembang di tengah persaingan yang ketat.

Sun Tzu (544–496 SM) adalah seorang jenderal, ahli strategi militer, dan filsuf dari Tiongkok kuno yang terkenal karena karyanya, “The Art of War” (Seni Perang). Buku ini berisi prinsip-prinsip strategi dan taktik militer yang telah digunakan dalam berbagai bidang, termasuk bisnis, politik, dan manajemen modern.

Sun Tzu menekankan pentingnya strategi, perencanaan matang, dan pemahaman terhadap diri sendiri serta musuh untuk mencapai kemenangan tanpa harus selalu bertempur.

Ajarannya masih relevan hingga saat ini dan sering dijadikan referensi dalam dunia bisnis untuk memenangkan persaingan dengan strategi yang cerdas dan efisien.

Teori Sun Tzu yang berbunyi:

“Jika kamu mengenal musuh dan mengenal diri sendiri, kamu tidak perlu takut hasil dari seratus pertempuran. Jika kamu hanya mengenal diri sendiri tetapi tidak mengenal musuh, maka setiap kemenangan yang kamu dapatkan akan disertai dengan kekalahan. Jika kamu tidak mengenal diri sendiri dan tidak mengenal musuh, kamu akan kalah dalam setiap pertempuran.”

Teori ini sangat relevan dengan Perang Mu’tah dan dapat dijadikan refleksi. Jika kita menilai strategi yang diterapkan oleh kaum Muslimin dalam perang ini, ada beberapa hal yang bisa dikaitkan dengan teori Sun Tzu:

1. Apakah Kaum Muslimin Mengenal Diri Mereka?

Ya, kaum Muslimin sangat mengenal diri mereka. Mereka sadar bahwa jumlah mereka jauh lebih sedikit dibandingkan pasukan Romawi. Mereka juga tahu bahwa mereka tidak memiliki pengalaman perang besar melawan kekuatan besar seperti Bizantium sebelumnya. Oleh karena itu, mereka tetap maju dengan keyakinan tinggi dan memilih pemimpin yang kompeten.

2. Apakah Kaum Muslimin Mengenal Musuhnya?

Pada tahap awal, kaum Muslim mungkin tidak memiliki informasi yang cukup tentang kekuatan pasukan Romawi. Mereka mengira akan menghadapi pasukan lokal yang lebih kecil, tetapi ternyata pasukan Romawi jauh lebih besar dan lebih terlatih. Ini membuat situasi mereka sulit, karena strategi awal mereka mungkin tidak dirancang untuk menghadapi musuh sebesar itu.

3. Bagaimana Hasilnya?

• Pada awalnya, pasukan Muslim mengalami kesulitan karena tidak memiliki informasi yang cukup tentang musuh. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sun Tzu bahwa jika hanya mengenal diri sendiri tetapi tidak mengenal musuh, kemenangan akan sulit diraih dan sering disertai dengan kekalahan.

• Namun, setelah Khalid bin Walid mengambil alih kepemimpinan, ia segera menganalisis situasi dan menyusun strategi mundur yang cerdas. Ini menunjukkan bahwa setelah memahami situasi musuh, ia bisa mengambil keputusan yang lebih strategis, yang menyelamatkan pasukan Muslim dari kekalahan total.

Pelajaran untuk UMKM

Dari perspektif bisnis, ini mengajarkan bahwa:

• Kenali kekuatan dan kelemahan bisnis sendiri. Seperti pasukan Muslim yang tahu kapasitas mereka, UMKM harus memahami keunggulan dan keterbatasannya.

• Pelajari kompetitor dengan baik. Jangan hanya fokus pada bisnis sendiri tanpa memahami pasar dan pesaing.

• Strategi harus fleksibel. Jika menghadapi tantangan baru, jangan ragu untuk mengubah pendekatan agar tetap bertahan dan berkembang.

Seperti dalam Perang Mu’tah, dalam dunia bisnis, kemenangan bukan hanya soal kekuatan, tetapi juga soal strategi dan pemahaman terhadap lawan dan lingkungan pasar.

Penulis: H. Apt. Isro Abdilah

Konten Promosi
Iklan Banner