EMSATUNEWS.CO.ID, PEMALANG – Saat melintas di perbatasan jembatan Kali Rambut Jatinegara Kabupaten Tegal dengan Kecamatan Warung Pring Kabupaten Pemalang terlihat lelaki tua berbadan kurus sedang mengangkat martil besar. Sambil menyeka keringatnya didahi dengan memukuli batu-batuan yang dibawa dari Kali Rambut tersebut untuk dijadikan batu split.
Dia adalah Wa’ari (60) warga RT.09/02 Desa Mereng, Kecamatan Warung Pring Kabupaten Pemalang.Dirinya sudah puluhan tahun menggeluti pekerjaannya sebagai pemecah batu tradisional. Di usianya yang sudah renta, ia tampak mulai letih dan ingin menyudahi rutinitas tersebut.
Namun, apa daya peluang usaha untuk berwirausaha terhalang oleh modal. Niatnya untuk ikut jadi kuli bangunan yang hasilnya lebih menjanjikan tetapi tenaganya sudah tidak memungkinkan.
Wa’ari yang pernah berprofesi sebagai abang becak di Jakarta mengatakan, sehari kalau kondisi sehat bekerja pagi sampai sore bisa mengumpulkan 5 ember batu split. Satu ember kalau dijual di proyek paling mahal Rp.5 ribu.
” Dalam sehari paling yang didapat Rp.25 ribu,” katanya saat ditemui di lokasi Minggu (5/6/2022)
Dikatakan Wa’ari, meski disadari usaha tersebut tidak mampu meningkatkan perekonomian keluarga, dirinya harus menafkahi istri dan tiga orang cucunya. Sedang anaknya sendiri yang tinggal satu merantau di Jakarta sebagai asisten rumah tangga.
“Saya tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dengan kerja sampingan manakala ada yang menyuruh jadi buruh tani untuk menambah penghasilan,” ujarnya.
Menurut Wa’ari meskipun dirinya dengan kondisi ekonomi yang serba pas-pasan, ia tetap bersyukur karena masih diberi kesehatan dan Allah masih memberikan rejeki.
Tampak Wa’ari yang pandangan matanya terlihat lelah, mungkin ada harapan dari Pemda Pemalang maupun para pemangku kebijakan agar bisa membantu untuk bisa memberikan modal usaha kecil-kecilan.(masrukhin)
Editor : imam
