![]() |
Gambar screenshot zoom |
EMSATUNEWS.CO.ID, JAKARTA – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen secara keseluruhan di tahun 2022.
Hal itu dilakukan setelah adanya Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2022 mencapai 5,72 persen yang menggambarkan berlanjutnya tren pemulihan ekonomi. Kenaikan tersebut kata Tauhid Ahmad, di luar ekspektasi Indef.
Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengatakan bahwa tekanan ekonomi mulai terasa memasuki triwulan IV 2022. Pemicunya adalah peningkatan inflasi yang lebih tinggi dari triwulan sebelumnya seiring belum melandainya harga energi dan pangan, yang diikuti dengan pelemahan nilai tukar. Hal ini menjadi alarm untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi di sisa satu triwulan terakhir tahun ini.
“Kami memproyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2022 akan melambat secara moderat di level 5,3 persen, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan pada 2022 ini sebesar 5,1 persen,” kata Tauhid Ahmad pada pembukaan acara rilis Respon Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III Tahun 2022 yang dipandu oleh Felia Pratikasari, Business Development, Continuum Data Indonesia.
Untuk mengatasi hal tersebut Ahmad Tauhid merekomendasikan agar pemerintah mempercepat belanja modal dan belanja barang yang hingga Oktober 2022 masing-masing baru mencapai 66,44 persen dan 66,83 persen.
“Perlu ada terobosan memanfaatkan waktu yang sempit dengan memanfaatkan beragam momentum hingga akhir tahun 2022,” ujarnya.
Ahmad Tauhid menandaskan, penyesuaian secara moderat suku bunga acuan Bank Indonesia mengikuti perkembangan inflasi yang terjadi serta dinamika kondisi ekonomi global agar laju kredit ke sektor riil tetap meningkat.
“Penguatan pasar domestik untuk berbagai produk-produk yang memiliki daya saing di pasar global serta mempercepat industri substitusi impor di tengah menguatknya arus importasi beragam produk industri,” pungkasnya.(fah)