Selain itu, pihaknya juga mengajak warga nahdliyin, ketika memilih pemimpin harus mempertimbangkan rekam jejak.
“Bapak-ibu, kalau mau memilih pemimpin itu harus dilihat rekam jejaknya. Jangan pilih yang rekam jejaknya itu kotor dan korup. Kita pilih yang jelas-jelas bersih dan berkomitmen anti korupsi,” ucapnya.
Sementara itu, menurut penyelenggara acara, menyebut, kehadiran cicit dari pendiri organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama, memiliki makna yang sangat strategis.
“Karena dari kunjungan ini, Mbak Yenny dapat bertemu bertemu dengan masyarakat secara langsung, baik masyarakat pesantren, nahdliyin, mahasiswa, UMKM hingga petani nanas madu,” ujarnya.
“Alhamdulillah banyak aspirasi warga yang dapat diserap. Disaat yang sama, kehadiran Mbak Yenny Wahid telah membangunkan kesadaran strategis tentang pentingnya menjaga persatuan Indonesia yang dalam implikasi politiknya, kepemimpinan nasional menjadi penentu terwujudnya sila kelima, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” jelas Bambang Mugiarto.
Menurutnya, dalam konteks pemimpin nasional, maka Ganjar-Mahfud adalah pasangan yang tepat berdasarkan visi misi dan rekam jejaknya.
