Emsatunews.co.id,Sragen – Jawa Tengah (Jateng) kini menjadi rujukan nasional dalam pemberdayaan penyandang disabilitas, khususnya dalam konteks penanggulangan bencana. Hal ini ditegaskan oleh Bapak Asuh Penyandang Disabilitas Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, dalam sambutannya pada Apel Siaga Bencana dan Jambore Relawan Disabilitas Penanggulangan Bencana di Lapangan Desa Patihan, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Kamis (5/12/2024).
Jambore Nasional Disabilitas yang baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia ini menjadi bukti nyata komitmen Jateng dalam melibatkan penyandang disabilitas secara aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana. Acara yang mengangkat tema “Disabilitas Tangguh Bencana Menuju Indonesia Tangguh 2030” ini dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jateng, Sumarno; Wakil Bupati Sragen, Suroto; Kepala BPBD kabupaten/kota di Jateng; serta 250 relawan disabilitas dari Jateng, Jatim, NTT, dan NTB.
“Ini baru kali pertama (Jambore Disabilitas) diselenggarakan. Kita menempatkan disabilitas sebagai subjek pelaku penanganan bencana,” tegas Ahmad Luthfi, yang juga merupakan Gubernur terpilih Jateng periode 2025 – 2030. Ia menekankan kontribusi besar yang akan diberikan oleh para relawan disabilitas, menjadikan mereka sebagai contoh bagi masyarakat luas. “Teman-teman disabilitas yang punya keterbatasan saja bisa, apalagi yang lainnya,” tambahnya. Luthfi juga mengingatkan akan pentingnya peningkatan mitigasi bencana dan kesiapsiagaan masyarakat mengingat musim hujan telah tiba.
Sementara itu Sekda Pemprov Jateng, Sumarno, yang hadir dalam acara tersebut turut menyampaikan bahwa risiko bencana di masa mendatang akan semakin meningkat akibat perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Meskipun penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab pemerintah, peran aktif masyarakat, termasuk relawan disabilitas, sangat krusial untuk menekan risiko tersebut. Keterlibatan relawan disabilitas sebagai role model dalam penanganan bencana di Jateng, beralih dari objek menjadi subjek, diharapkan dapat menginspirasi masyarakat tanpa keterbatasan. “Kami berharap ini menjadi inspirasi bagi masyarakat yang tidak memiliki keterbatasan,” ujarnya.
Ketua Apel Siaga Bencana dan Jambore Relawan Disabilitas Penanggulangan Bencana, Hadi Supriyanto, menjelaskan bahwa kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Internasional Penyandang Disabilitas dan Hari Relawan Nasional yang jatuh pada tanggal 3 dan 5 Desember 2024. Ia juga menyampaikan bahwa dari 35 kabupaten/kota di Jateng, 24 di antaranya telah memiliki unit layanan disabilitas. Unit layanan ini telah terbentuk sekitar 5 tahun lalu di Jateng, jauh lebih lama dibandingkan Jawa Timur dan NTT yang baru 1 tahun, serta NTB yang baru terbentuk. “Kami harapkan secara nasional unit layanan disabilitas bisa terbentuk,” harap Hadi.
Selain apel, jambore ini juga diisi dengan berbagai kegiatan, seperti sarasehan peran disabilitas, bakti sosial penanaman pohon di bantaran Sungai Bengawan Solo, dan workshop. Para peserta jambore bahkan menginap di rumah warga selama dua hari, mempererat hubungan dan kolaborasi antara relawan disabilitas dan masyarakat setempat. Jambore ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan tangguh dalam menghadapi bencana.**( Joko Longkeyang )