Emsatunews.co.id, Pemalang – Suatu hari di Bulan Ramadhan, di tengah renungan akan hikmahnya, terlintas kisah inspiratif yang mengajarkan betapa besarnya teladan Rasulullah SAW dalam membangun kemandirian. Kisah ini bukan sekadar dongeng, melainkan pelajaran berharga yang relevan hingga saat ini, terutama dalam dunia bisnis.
Seorang laki-laki miskin menghampiri Rasulullah SAW, memohon sedekah untuk bertahan hidup. Namun, bukannya sekadar memberi bantuan materi, Rasulullah SAW justru membimbingnya menuju kemandirian. Beliau menanyakan apa yang dimiliki laki-laki tersebut, dan hanya menemukan selembar kain dan sebuah cangkir. Barang-barang sederhana itu kemudian dilelang di hadapan para sahabat, menghasilkan dua dirham.
Rasulullah SAW membagi dua dirham tersebut. Satu dirham untuk membeli makanan keluarga, dan satu dirham lagi untuk membeli kapak. Beliau kemudian mendorong laki-laki itu untuk mengumpulkan dan menjual kayu bakar. Dengan modal sekecil itu, dan kerja keras yang gigih, laki-laki tersebut mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Rasulullah SAW bersabda, “Ini lebih baik bagimu daripada meminta-minta, karena meminta-minta hanya akan meninggalkan noda di wajahmu pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Kisah ini menyimpan begitu banyak pelajaran berharga.
~ Pertama, kemandirian jauh lebih mulia daripada ketergantungan. Rasulullah SAW tidak hanya memberikan solusi jangka pendek, tetapi juga bekal untuk masa depan yang lebih baik.
~ Kedua, kerja keras adalah kunci kesuksesan. Meskipun modal minim, kegigihan dan usaha keras mampu mengubah hidup.
~ Ketiga, kecilnya modal bukanlah penghalang. Dua dirham, di tangan yang tepat dan disertai niat yang tulus, mampu menciptakan keajaiban.
~ Keempat, kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang memberdayakan. Rasulullah SAW mengajarkan bukan sekadar memberi ikan, tetapi cara menangkap ikan.
Bagaimana kita dapat mengaplikasikan hikmah ini dalam dunia bisnis? Kita dapat meneladani Rasulullah SAW dengan:
– Membangun mentalitas kemandirian dan kreativitas dalam tim. Dorong karyawan untuk berpikir inovatif dan mencari solusi, bukan sekadar menunggu perintah.
– Menggunakan sumber daya secara efektif. Manfaatkan modal yang ada secara optimal untuk mencapai hasil maksimal.
– Memberdayakan karyawan dan mitra untuk melihat peluang. Bantu mereka menemukan potensi dan mengembangkan kemampuan mereka.
– Fokus pada solusi jangka panjang. Berikan pelatihan dan bimbingan yang berkelanjutan, bukan hanya bantuan sesaat.
Kisah inspiratif ini mengajarkan kita bahwa dengan mental yang kuat, kerja keras, dan bimbingan yang tepat, siapa pun dapat meraih kesuksesan. Semoga renungan di hari ke-8 Ramadhan ini membawa keberkahan dan inspirasi bagi kita semua. Bagaimana menurut Anda? Strategi bisnis apa yang dapat kita adopsi dari kisah inspiratif ini?
Pemalang, 8 Ramadhan 1446 H.
Oleh : Apt. Isro Abdilah S. Farm.
Editor: Ahmad Joko, SSp, S.H.