Berita Utama

Inilah Seruan Moral dari Para Aktivis PWI di Joglosemar, untuk Akhiri Konflik di Tubuh Persatuan Wartawan Indonesia

133
×

Inilah Seruan Moral dari Para Aktivis PWI di Joglosemar, untuk Akhiri Konflik di Tubuh Persatuan Wartawan Indonesia

Sebarkan artikel ini
Tokoh pers dan aktivis PWI di wilayah DIY, Solo, dan Jawa Tengah (Joglosemar) berfoto di depan Monumen Pers Surakarta usai pertemuan informal membahas solusi penyelesaian konflik di tubuh Persatuan Wartawan Indonesia, Kamis (17/4/2025).Pertemuan berlangsung di Sekretariat PWI Surakarta, kompleks Monumen Pers Nasional di Solo.( Foto: dok)

EMSATUNEWS.CO.ID,mSOLO – Konflik yang terjadi di tubuh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang tak kunjung selesai hingga lebih dari setahun.

Hal tersebut memunculkan  keprihatinan sejumlah aktivis PWI di Kawasan Joglosemar yang meliputi wilayah DI Yogyakarta, Surakarta, dan Jawa Tengah.

Advertisement

Menurut mereka, perlu dilakukan langkah-langkah penyelamatan organisasi dengan mengedepankan pemahaman bersama, sikap kenegarawanan, jiwa kekeluargaan, dan rasa kecintaan tinggi dalam pertemanan sebagai sebuah pijakan.

Dalam pertemuan informal antara tokoh pers Yogyakarta Sihono HT dan Amir Machmud NS dari Semarang, serta aktivis PWI Jateng Setiawan Hendra Kelana dan aktivis PWI Surakarta Anas Syahirul selaku tuan rumah belum lama ini, disimpulkan bahwa disadari atau tidak, persoalan yang tak kunjung selesai di tubuh organisasi kewartawanan paling tua dan terbanyak anggotanya ini telah menimbulkan kerugian besar, baik materiil maupun nonmateriil.

Baca Juga :  Babinsa Jayengan PPKM level 3 di Wilayah Binaannya

Kerugian ini tidak hanya dirasakan di pusat, yang saat ini sedang berpersoalan, namun dampaknya sangat luas hingga kepengurusan di daerah, bahkan secara individu pada anggota dan calon anggota.

Sejumlah fakta ditemukan sepanjang konflik berlangsung di tubuh PWI tak kunjung bisa diselesaikan tersebut:

Baca Juga :  Sunarto Ditunjuk Jadi Plt Ketua PWI Kabupaten Pemalang

Pertama, tidak bisa dimungkiri tingkat kepercayaan banyak mitra menurun karena kemelut berkepanjangan ini. Ada kebingungan dan akhirnya mitra-mitra PWI mengambil sikap pasif atau wait and see hingga masalah di PWI selesai. Mereka memilih undur diri untuk tidak bermitra dengan PWI terlebih dulu sampai masalah di organisasi wartawan terbesar ini usai.

Kedua, tidak diperbolehkannya PWI menyelenggarakan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) oleh Dewan Pers membawa kerugian besar dan menghambat proses kaderisasi wartawan di organisasi ini. Program unggulan UKW menjadi mandeg di daerah, banyak calon anggota PWI yang kemudian beralih ke lembaga uji lain.

Baca Juga :  PWI Brebes Gelar Youth Championship U-13 Peringati HPN

Jika dikalkulasi PWI memiliki 38 pengurus provinsi dan 1 PWI istimewa di Surakarta, kemudian masing-masing minimal menggelar sekali UKW mandiri, maka ada potensi kita kehilangan 39 penyelenggaraan UKW mandiri dalam setahun.

Jika diperkirakan setiap UKW diikuti 24 peserta, maka bisa dihitung berapa banyak PWI kehilangan calon anggota bagi mereka yang mengikuti UKW level muda. Dalam berbagai UKW yang digelar, level muda lebih banyak diikuti dibandingkan dengan madya dan utama.