Emsatunews.co.id, Pemalang – Di balik ketegasan dan disiplin yang melekat pada seragam loreng, tersimpan sisi artistik yang jarang terungkap. Seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Komando Resor Militer (Korem) 071 Wijaya Kusuma, yang enggan disebutkan namanya, membuktikan bahwa dedikasi terhadap negara bisa beriringan dengan gairah seni yang luar biasa. Tidak hanya piawai dalam menjalankan tugas militer, prajurit ini juga memiliki bakat terpendam sebagai seniman mural dan penata taman.
Dalam sebuah wawancara eksklusif melalui WhatsAppnya pada Senin, 15 September 2025, prajurit tersebut berbagi cerita tentang hobinya yang tak biasa ini. Berawal dari kecintaan pada seni, ia kini mahir mengubah dinding kosong menjadi kanvas berukuran besar yang penuh makna, bahkan mampu menciptakan keindahan lewat penataan taman.
Menurut sang prajurit, lukisan di dinding dikenal luas dengan sebutan mural, sebuah karya seni yang memiliki keragaman tak terbatas. Ia menjelaskan, mural dapat dikategorikan berdasarkan gaya, tujuan, maupun teknik pembuatannya.
“Lukisan di dinding itu jenisnya beragam sekali. Tergantung dari gaya, teknik, maupun tujuannya,” ujarnya.
Ia memaparkan beberapa jenis mural yang sering ditemui. Berdasarkan gayanya, ada Mural Realis yang menampilkan objek nyata dengan detail presisi, seperti potret tokoh atau pemandangan. Sebaliknya, Mural Abstrak menggunakan bentuk dan warna bebas untuk mengekspresikan emosi tanpa meniru objek tertentu.
Untuk tujuan dekorasi, sering dijumpai Mural Dekoratif dengan pola berulang seperti motif batik atau flora. Sementara itu, bagi mereka yang menyukai ilusi, ada Mural Trompe L’oeil (3D) yang menciptakan kesan seolah-olah lukisan tersebut nyata dan menonjol dari permukaan dinding. Gaya lainnya yang juga populer adalah Mural Kartun/Komik, Mural Tipografi yang berfokus pada seni huruf, dan Mural Ekspresionis yang menonjolkan ekspresi emosi pelukis melalui warna mencolok.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa fungsi mural tidak hanya sebatas estetika. Banyak mural dibuat dengan tujuan tertentu, seperti Mural Edukasi yang berisi pesan-pesan pendidikan tentang lingkungan atau kesehatan, serta Mural Sosial & Kritik yang menjadi media penyampaian aspirasi masyarakat.
“Mural itu bisa jadi media untuk menyampaikan pesan, entah itu untuk edukasi atau kritik sosial. Tidak melulu soal keindahan,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menyebut adanya Mural Komersial untuk promosi, Mural Estetis/Interior untuk mempercantik ruangan, dan Mural Religius yang dapat ditemukan di tempat ibadah. Teknik pembuatannya pun bervariasi, mulai dari teknik kuas konvensional, teknik cat semprot atau Graffiti Mural, hingga teknik Kolase/Mozaik Dinding yang memadukan lukisan dengan tempelan material lain.
Meski hobi ini dijalankan di luar jam dinas, prajurit TNI ini tetap menjaga profesionalitasnya. Ia mengungkapkan bahwa sebagian besar pekerjaan melukis dan menata taman dilakukan pada malam hari, sebuah siasat untuk memastikan tidak mengganggu tugas utamanya sebagai abdi negara.”Biasanya saya kerjakan malam hari, jadi tidak mengganggu jadwal dinas,” tuturnya.
Ketika ditanya soal biaya, ia tersenyum dan menyebutnya sebagai “harga pertemanan silahkan hubungi nomor whatsapp 0851 7538 1085 .” Ini menunjukkan bahwa baginya, kepuasan berkarya jauh lebih penting daripada sekadar keuntungan materi. Dengan ketulusan dan dedikasi, ia membuktikan bahwa seni dan tugas militer dapat berjalan seiringan.
Kisah prajurit TNI Korem 071 Wijaya Kusuma ini menjadi inspirasi bahwa setiap orang memiliki potensi tersembunyi. Di balik seragam dan tugas yang terkesan kaku, tersimpan jiwa kreatif yang mampu menghasilkan karya-karya indah, sekaligus menjadi pengingat bahwa seni bisa tumbuh dan berkembang di mana saja, bahkan di tempat yang paling tidak terduga.( Joko Longkeyang ).