Berita UtamaDaerahPemalang

Ahmad Luthfi Apresiasi Desa Tersono Batang Sebagai Teladan Pengelolaan Sampah Mandiri

15
×

Ahmad Luthfi Apresiasi Desa Tersono Batang Sebagai Teladan Pengelolaan Sampah Mandiri

Sebarkan artikel ini

Emsatunews.co.id, Batang – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengapresiasi langkah inovatif warga Desa Tersono, Kabupaten Batang, yang berhasil mengelola sampah secara mandiri melalui berdirinya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu dan Terintegrasi (TPSTT) “Bumi Hijau”. Peresmian fasilitas tersebut berlangsung pada Senin (6/10/2025) dan menjadi tonggak baru dalam upaya menciptakan desa yang bersih, sehat, dan berdaya ekonomi.

Kepala Desa Tersono, Abdul Mukti, menjelaskan bahwa program pengelolaan sampah ini telah berjalan selama dua hingga tiga bulan terakhir. Masyarakat berperan aktif dalam memilah dan mengumpulkan sampah dari rumah masing-masing.“Setiap rumah dikenai iuran sebesar Rp15.000 per bulan. Petugas mengangkut sampah dua kali dalam seminggu. Kami juga dibantu mahasiswa KKN dalam sosialisasi agar masyarakat terbiasa memilah sampah organik dan anorganik,” jelas Abdul Mukti.

Advertisement

Melalui sistem ini, sampah organik diolah menjadi pakan maggot dan pupuk alami, sedangkan sampah plastik dikirim untuk didaur ulang menjadi berbagai produk kreatif.

Salah satu warga, Tin, mengaku senang dengan adanya TPSTT di desanya. Menurutnya, lingkungan kini jauh lebih bersih dan masyarakat semakin sadar akan pentingnya kebersihan.“Iurannya murah, tapi manfaatnya besar. Lingkungan jadi bersih, udara lebih segar, dan kami juga ikut terlibat langsung,” katanya.

Bupati Batang, Faiz Kurniawan, menyebut TPSTT “Bumi Hijau” sebagai model percontohan dalam pengelolaan sampah berbasis desa. Ia menilai keberhasilan Desa Tersono menunjukkan bahwa persoalan sampah bisa diselesaikan dari akar, tanpa selalu menunggu program kabupaten.“Sampah tidak bisa hanya diatasi di tingkat kabupaten. Desa harus punya anggaran dan komitmen untuk mengelolanya sendiri. Tersono membuktikan hal itu,” ujarnya.

Baca Juga :  Sambut Bulan Ramadhan Pemdes dan Warga Desa Kalisumur Bumiayu Gelar Jumat Bersih Dan Bersih Bersih DivLokasi TPU

Faiz menambahkan, langkah ini menjadi penting seiring meningkatnya aktivitas industri di Batang Industrial Park, yang diperkirakan akan menyerap hingga 125 ribu tenaga kerja pada tahun 2028. Lonjakan populasi tersebut akan berdampak pada peningkatan volume sampah.

Sebagai bentuk dukungan, pemerintah daerah bersama provinsi tengah menyiapkan pembangunan TPST regional di Gringsing dengan kapasitas 100 ton per hari. Ia berharap, kehadiran Gubernur Ahmad Luthfi memberi semangat bagi desa lain untuk meniru kesuksesan Tersono.“Desa Tersono bisa menjadi role model bagi seluruh Batang. Ini bukti nyata desa mampu mandiri,” tegasnya.

Dalam sambutannya, Gubernur Ahmad Luthfi menyatakan bahwa keberhasilan Desa Tersono merupakan contoh nyata bagaimana desa mampu menyelesaikan persoalan lingkungan secara mandiri dan berkelanjutan.

“Kalau semua desa meniru Tersono, persoalan sampah tidak akan menjadi beban berat di TPA. Dengan kreativitas dan kolaborasi, desa bisa mandiri tanpa menunggu bantuan besar dari pemerintah,” ujarnya.

Gubernur juga meminta Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah menjadikan Desa Tersono sebagai lokasi percontohan pengelolaan sampah tingkat desa, sekaligus tempat belajar bagi wilayah lain.

Baca Juga :  Jateng Targetkan 17 Ribu RTLH: Komitmen Tertinggi Nasional!

Menurutnya, keberadaan TPSTT “Bumi Hijau” tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga mendorong tumbuhnya sektor ekonomi baru di masyarakat.

“Program ini selaras dengan visi kami bersama Taj Yasin, yakni membangun ekosistem ekonomi syariah dan desa maju berdaya. Lingkungan bersih, ekonomi pun bergerak,” tutur Luthfi.

TPSTT “Bumi Hijau” berdiri di atas lahan seluas 7.000 meter persegi dan melayani tujuh desa di Kecamatan Tersono serta tiga pasar utama, yakni Pasar Tersono, Limpung, dan Bawang. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos dan pakan maggot dalam waktu 12–15 hari, sementara plastik dihancurkan dengan incinerator mini berbasis teknologi hidrogen yang hemat energi.

Kabupaten Batang sendiri menghasilkan sekitar 472 ton sampah per hari atau 172 ribu ton per tahun, namun baru sekitar 21,89 persen yang tertangani secara baik. Banyak TPA di wilayah ini masih menggunakan sistem open dumping, sehingga TPSTT “Bumi Hijau” diharapkan menjadi solusi pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan bernilai ekonomi.

Gubernur Ahmad Luthfi menegaskan bahwa target Indonesia bebas TPA open dumping pada 2029 harus disiapkan dari sekarang. Ia mendorong kerja sama antarwilayah, seperti Batang dan Pekalongan, untuk membangun sistem pengelolaan sampah regional yang modern.

“Langkah Tersono ini membuktikan bahwa desa kecil pun bisa berpikir besar. Dengan kerja keras dan inovasi, persoalan lingkungan bisa diubah menjadi peluang ekonomi,” tutup Luthfi.**( joko Longkeyang).