Berita UtamaDaerahNasional

Pemprov Jateng Luncurkan Program Mageri Segoro untuk Rehabilitasi Mangrove dan Hutan Pantai

34
×

Pemprov Jateng Luncurkan Program Mageri Segoro untuk Rehabilitasi Mangrove dan Hutan Pantai

Sebarkan artikel ini

Emsatunews.co.id, Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah secara resmi meluncurkan Program Mageri Segoro sebagai upaya pemulihan ekosistem pesisir, khususnya melalui penanaman mangrove dan rehabilitasi hutan pantai. Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan bahwa program ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam menghadapi ancaman abrasi dan penurunan tanah yang kian masif, terutama di wilayah pesisir utara.

 

Advertisement

“Saya tidak main-main soal mangrove ini. Program Mageri Segoro itu bentuk bahwa kita sanggup,” tegas Ahmad Luthfi saat menerima audiensi Yayasan Kelola Lingkungan Pesisir Nusantara di kantor gubernuran, Rabu (4/6/2025).

Program Mageri Segoro akan dimulai secara serentak pada 5 Juni 2025, dan Gubernur Ahmad Luthfi dijadwalkan memimpin langsung aksi penanaman tersebut. Ia menginstruksikan kepada seluruh kepala daerah yang memiliki garis pantai agar serius menjalankan program ini.

“Saya ingin ini dilakukan serentak. Kalau tidak bisa, minimal tiap daerah punya target dan laporan berkala,” ujarnya.

Wilayah pesisir Jawa Tengah tersebar di 17 kabupaten/kota, dengan panjang garis pantai mencapai 971,52 kilometer — terdiri atas 645,08 km pantai utara dan 326,44 km pantai selatan. Kawasan tersebut memiliki ekosistem mangrove dan hutan pantai yang vital bagi keberlanjutan lingkungan dan ekonomi masyarakat pesisir.

Namun, sejak tahun 2013 hingga 2021, Jawa Tengah mengalami abrasi seluas 4.993,87 hektare. Selain itu, penurunan muka tanah mencapai 8–14 cm per tahun, dan bahkan lebih parah di beberapa titik.

Menurut Ardas Patra, Ketua Yayasan Kelola Lingkungan Pesisir Nusantara, potensi mangrove di Jawa Tengah mencapai 44 ribu hektare, namun baru sekitar 15 ribu hektare yang ditanami, dan 90 persen di antaranya mengalami kendala.

“Kami akan mencoba menata sekitar 30 ribu hektare dalam lima tahun ke depan secara bertahap,” kata Ardas.

Ia menekankan bahwa penanaman mangrove tidak boleh dilakukan secara sporadis. Gerakan ini harus dilakukan secara kolaboratif dan terstruktur antara pemerintah, masyarakat, serta para pemangku kepentingan.

“Kita perlu multiplayer effect. Masyarakat yang merawat mangrove harus mendapatkan dukungan seperti bantuan ikan atau program ekonomi lainnya,” jelasnya.

Meski gerakan penanaman mangrove dimulai serentak pada 5 Juni, Ardas mengungkapkan bahwa di beberapa lokasi, termasuk wilayah yang masih tergenang rob, penanaman tidak bisa langsung dilakukan.

“Provinsi mulai 5 Juni, kami dari yayasan akan mulai di Pemalang pada 18 Juni, termasuk tambahan titik yang baru saja dikunjungi Pak Gubernur,” katanya.

Program Mageri Segoro menjadi harapan baru untuk menyelamatkan pesisir Jawa Tengah, tidak hanya dari sisi lingkungan, tetapi juga dalam menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.**( Joko Longkeyang ).

Konten Promosi
Iklan Banner