Artikel

Langkah Damai Bhikkhu Thudong di Pantura Pemalang Dibalut Empati untuk Rohingya dan Muslim Tertindas Lainnya

133
×

Langkah Damai Bhikkhu Thudong di Pantura Pemalang Dibalut Empati untuk Rohingya dan Muslim Tertindas Lainnya

Sebarkan artikel ini

Emsatunews.co.id, Pemalang – Jumat (2/5/2025) menjadi hari yang diselimuti aura kedamaian di sepanjang jalur Pantura Kabupaten Pemalang. Puluhan Bhikkhu Thudong yang tengah menjalankan misi spiritual menuju Candi Borobudur melintasi wilayah ini, disambut dengan penuh hormat dan sukacita oleh Bupati Pemalang Anom Widiyantoro beserta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda). Simbol keramahan berupa pengalungan bunga diberikan sebagai bentuk dukungan atas perjalanan luhur yang diemban para pejalan kaki spiritual ini.


Langkah kaki para Bhikkhu Thudong yang membawa misi perdamaian tampak tenang menyusuri jalanan, menarik perhatian dan kekaguman masyarakat yang menyaksikan. Namun, di tengah suasana penyambutan yang hangat, sebuah suara lirih dari seorang warga yang hadir justru menyentuh dimensi kemanusiaan yang lebih luas.
“Kasihan dengar rintihan kaum muslim yang ditindas di negara-negara lain seperti Kamboja, Myanmar, Thailand, dan terutama saudara-saudara kita Muslim Rohingya,” bisik seorang warga dengan nada prihatin, saat rombongan bhikkhu melintas. Ucapan spontan ini, meski singkat, sarat akan empati dan kepedulian terhadap nasib sesama manusia yang tengah mengalami penindasan di berbagai belahan dunia.

Advertisement

Meskipun kedatangan para Bhikkhu Thudong membawa pesan universal tentang perdamaian dan toleransi, suara keprihatinan warga tersebut menjadi pengingat bahwa isu-isu kemanusiaan tidak mengenal batas agama maupun negara. Simpati dan solidaritas terhadap mereka yang menderita adalah nilai-nilai luhur yang tetap hidup dalam hati masyarakat.

Bupati Anom Widiyantoro dalam kesempatan tersebut menyampaikan kekagumannya atas keteguhan dan semangat para Bhikkhu Thudong dalam menjalankan misi perdamaian. Ia juga menekankan pentingnya menjaga kerukunan dan toleransi antarumat beragama di Kabupaten Pemalang.

Momen ini menjadi refleksi bahwa semangat perdamaian yang dibawa oleh para Bhikkhu Thudong dapat menjadi inspirasi untuk menumbuhkan rasa kepedulian yang lebih besar terhadap berbagai isu kemanusiaan global. Langkah kaki damai di Pantura Pemalang tidak hanya menjadi perjalanan spiritual yang sakral, tetapi juga memicu kesadaran akan penderitaan sesama dan mendorong tindakan nyata untuk meringankan beban mereka, di mana pun mereka berada.

Bisikan keprihatinan seorang warga menjadi catatan penting dalam perjalanan damai ini, mengingatkan bahwa perdamaian sejati harus diiringi dengan keadilan dan kepedulian terhadap seluruh umat manusia.

Penulis : Ahmad Joko Suryo Supeno, S.H.

Konten Promosi
Iklan Banner