EMSATUNEWS.CO.ID, BREBES – Momentum peringatan haul sekaligus Maulid Nabi Muhammad saw diharapkan bukan sekedar peringatan dan mengenang jasa beliau rasulullah ataupun kiprah Syekh Junaedi saja. Terlebih Syekh Junaedi merupakan salah satu ulama penyebar Islam tersohor di wilayah Kabupaten Brebes, khususnya di wilayah pesisir.
Hal ini disampaikan Wakil Bupati Brebes Narjo saat menghadiri acara Haul Syekh Junaedi Al Baghdadi ke 278, yang dikemas bersamaan Safari Maulid Nabi Muhammad saw di Kompleks Makam Syekh Junaedi, Randusanga Wetan, Brebes, Senin (10/10/2022) malam.
Narjo mengatakan momen ini dapat merefleksikan rasa cinta dengan meneladani sifat-sifat beliau, sehingga dapat menjadi umat yang lebih baik,dan dengan harapan keberadaan pengajian seperti ini dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, serta menanamkan kecintaan yang mendalam kepada Nabi Muhammad SAW serta waliyullah.
Kepala Desa Randusanga Wetan H S. Agung Kabiantara mengucapkan terima kasih kepada seluruh jamaah atas kehadirannya pada acara haul dan maulid.
“Kami merasa senang dan bangga dengan banyaknya jamaah, menandakan bahwa masih kuatnya ketakwaan dan keimanan masyarakat dengan bersama-sama membaca maulid berzanji seraya berdoa,” ujarnya.
S. Agung juga berharap masyarakat senantiasa dijauhkan dari musibah, termasuk banjir rob yang sering terjadi di wilayah Randusanga Wetan dan sekitarnya,” harapmya.
Sementara KH. Gus Hudallah Abdul Karim dalam tausiah Haul Syekh Junaedi Al Baghdadi ke 278, menyampaikan bahwa haul dan maulid merupakan suatu tradisi umat Islam, yang sangat dinanti untuk diperingati. Namun keduanya memiliki perbedaan, haul peringatan atas wafatnya kyai, wali, sunan dan syekh. Sedangkan maulid lebih khusus yakni peringatan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
“Meski berbeda, esensinya sama, mengingatkan, mendoakan serta meneladani sifat dan sikap yang dilakukan dalam kehidupan sehapri-hari,” tuturnya.
Gus Huda, juga mengatakan kekasih Allah seperti syekh atau waliyullah adalah orang yang berjuang di jalan kebenaran dan menegakan agama, ketika dipanggil Allah jangan dianggap betul betul mati, memang secara lahiriah telah meninggal. Namun sebenarnya mereka masih hidup di sisi Allah.
“Faktanya makam waliyullah banyak yang mengunjungi, banyak yang berziarah dan biasanya banyak warung makan, toko dan pedagang lainnya, mereka mengais rezeki dari keramaian makam, secara tidak langsung menghidupi orang di sekelilingnya,” jelasnya.
Lanjut Gus Huda yang juga pengasuh Pengasuh Ponpes Al Bukhori Desa Sengon Kecamatan Tanjung, haul ini bersamaan dengan rangkaian safari maulid putaran ke-15. Dia berharap semakin banyak orang yang mengikuti acara ini, semakin banyak pula doa dan shalawat nabi dilantunkan untuk keberkahan dan keselamatan umat.
Tampak dalam kegiatan pengajian tersebut dihadiri anggota DPRD Brebes, camat berserta OPD Brebes serta warga Randusanga Wetan sekitarnya berlangsug hikmad.(imam)