Berita UtamaDaerahPemalang

BPD Pegongsoran Katakan Warga Pesalakan Trauma Janji Pemerintah Soal TPA

441
×

BPD Pegongsoran Katakan Warga Pesalakan Trauma Janji Pemerintah Soal TPA

Sebarkan artikel ini

Emsatunews.co.id, Pemalang – Warga Dukuh Pesalakan, Desa Pegongsoran, Kecamatan Pemalang, Jawa Tengah, hingga kini masih дилемма dengan rasa ketidakpercayaan terhadap Pemerintah Kabupaten Pemalang. Hal ini diungkapkan oleh Iskanto, seorang anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dukuh Pesalakan, dalam wawancara eksklusif di gapura pintu gerbang dukuh setempat pada Minggu (13/4/2025).

Tonton vidionya:

Advertisement

 

Ketidakpercayaan ini berakar dari pengalaman warga yang merasa janji-janji pemerintah terkait penanganan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pesalakan tidak pernah terealisasi. Dampak buruk TPA yang terus mengganggu kehidupan sehari-hari menjadi alasan utama kekecewaan mendalam ini.

Iskanto mengakui bahwa program Pemerintah Kabupaten Pemalang untuk melakukan penanganan TPA Pesalakan hingga penutupan paksa dinilai sebagai langkah yang baik. Namun, ia menekankan bahwa momentum pelaksanaan program tersebut saat ini kurang tepat.

“Program Pemkab Pemalang untuk penanganan TPA Pesalakan, termasuk penutupan, itu baik. Hanya saja, moument-nya yang belum tepat. Karena masyarakat Desa Pegongsoran, khususnya di Dukuh Pesalakan, hingga sekarang belum percaya dengan pemerintah,” ujar Iskanto dengan nada prihatin.

Menurut Iskanto, program penataan TPA, termasuk rencana pembangunan ruang terbuka hijau dan sport center, akan lebih efektif jika dilakukan ketika masyarakat sudah merasa tenang dan tidak lagi dihantui kekecewaan akibat janji-janji sebelumnya. “Jika itu bisa dilakukan pada momen yang pas, dimungkinkan program pemerintah tersebut baru bisa ditawarkan kepada warga masyarakat,” katanya.

Lebih lanjut, Iskanto menjelaskan bahwa penolakan warga terhadap potensi dibukanya kembali TPA Pesalakan erat kaitannya dengan program pembangunan ruang terbuka hijau yang dijanjikan. Warga Dukuh Pesalakan merasa sering kali dikecewakan oleh pemerintah, sehingga sulit bagi mereka untuk percaya seratus persen.

“Meskipun memberikan janji TPA Pesalakan akan dijadikan sebagai ruang terbuka hijau dan sport center, warga masyarakat tidak mau. Karena sudah tidak percaya lagi kepada Pemerintah Kabupaten Pemalang,” tegas Iskanto.

Untuk membangun kembali kepercayaan warga, Iskanto menyarankan agar pemerintah daerah mengambil langkah pendekatan yang lebih personal. Ia mengusulkan agar Bupati Pemalang turun langsung melakukan pendekatan door to door ke rumah-rumah warga.

“Upaya yang bisa dilakukan mungkin dengan cara door to door. Atau melakukan pendekatan ke rumah-rumah warga yang dilakukan oleh bupatinya sendiri. Melalui pendekatan dari rumah warga ke rumah warga yang dilakukan langsung oleh bupati Pemalang mungkin akan menjadi solusi yang terbaik. Daripada sering melakukan kumpulan namun tidak ada hasilnya, bahkan hanya akan membuat masalah itu semakin ramai, yang tidak ada titik temunya,” ungkap Iskanto.

Iskanto kembali menegaskan, “Sekali lagi intinya warga masyarakat Dukuh Pesalakan belum percaya kepada Pemkab Pemalang.”

Meskipun demikian, Iskanto mengakui bahwa program reklamasi pasca-penutupan TPA Pesalakan adalah langkah yang positif. “Diakui program itu sangat baik, karena setelah pasca penutupan TPA Pesalakan itu, memang harus ada reklamasi,” ujarnya.

Namun, kekhawatiran utama warga tetap tertuju pada potensi masuknya sampah baru ke TPA Pesalakan setelah proses reklamasi selesai. “Hanya saja, yang dikhawatirkan oleh warga masyarakat, ketika sudah dilakukan reklamasi dan sampah yang lama itu habis, nantinya akan ada sampah baru yang masuk ke TPA Pesalakan lagi,” pungkas Iskanto, menyiratkan harapan akan adanya jaminan pengelolaan sampah yang lebih baik di masa depan.( Joko Longkeyang ).

Konten Promosi
Iklan Banner