Scroll ke Atas
Megapolitan

Dampak Penyelenggaraan Jakarta E-Prix 2022

61
×

Dampak Penyelenggaraan Jakarta E-Prix 2022

Sebarkan artikel ini
Emsatunews
Gambar ilustrasi

EMSATUNEWS.CO.ID, JAKARTA – DKI Jakarta menjadi tuan rumah penyelenggara event E-Prix pada seri ke-9 di musim ke-8 pada tahun 2022. Penyelenggaraan Jakarta E-Prix yang merupakan ajang motosport internasional terbukti berdampak terhadap peningkatan PDB (pertumbuhan ekonomi) baik regional maupun nasional, peningkatan pertumbuhan bidang pariwisata dan sektor yang terkait dengan pariwisata, penyerapan tenaga kerja, peningkatan konsumsi, investasi, pertumbuhan ekonomi kreatif dan UMKM (usaha lokal).
Hal tersebut sebagai mana rilis yang disampaikan Indef (Institute for Development of Economics and Finance ) kepada redaksi Emsatunews.co.id pada Jum’at, 24 Juni 2022 melalui elektronik mail atau email.
Jakarta E-Prix yang sudah terselenggara pada 4 Juni 2022 bukan hanya sekedar ajang balapan mobil bertenaga listrik, tetapi lebih sebagai event olahraga yang membawa positif campaign terhadap program perbaikan lingkungan dengan sosialisasi penggunaan electric vehicle di Indonesia. Oleh sebab itu, penyelenggaraan ini dinilai memiliki urgensi terhadap perbaikan kualitas lingkungan dan pemulihan sektor pariwisata serta perekonomian dalam arti luas. Maka perlu dilakukan analisis dampak ekonomi atas penyelenggaraan Jakarta E-Prix termasuk mengetahui tingkat kepuasan pengunjung saat penyelenggaraan.
A. Dampak Ekonomi Penyelenggaraan Jakarta E-Prix 2022
Dampak ekonomi penyelenggaraan Jakarta E Prix dianalisis menggunakan metode Ekonomi Keseimbangan Umum (Computable General Equilibrium/CGE). Model ini dipilih karena mampu melihat secara spesifik terhadap indicator utama makro dan mikro ekonomi di level Provinsi dan nasional. Adapun data yang digunakan dalam model ini adalah Inter Regional Input Output, Sistem Neraca Sosial Ekonomi serta berbagai parameter dan elastisitas yang relevan untuk digunakan. Selain itu, untuk memperoleh justifikasi terhadap scenario yang dilakukan, INDEF menggunakan data yang terkait investasi konstruksi sirkuit Formula E kemudian dilengkapi dengan data spending pengunjung, omset UMKM yang terlibat serta data spending lainnya yang terkait dengan event Jakarta E Prix. Simulasi yang dilakukan dalam studi ini mengacu pada aspek investasi konstruksi sirkuit Jakarta E Prix; operasional penyelenggaraan Jakarta E-Prix, dan (3) pengeluaran pengunjung. Dari hasil analisis maka diperoleh beberapa temuan penting, diantaranya:
1. Formula E membawa dampak langsung investasi konstruksi, operasional penyelenggaraan, dan pengeluaran pengunjung.
Dampak langsung penyelenggaraan Jakarta E-Prix 2022 adalah semua agregat pengeluaran yang mengakibatkan terselenggaranya Jakarta E-Prix 2022. Komponen dampak langsung terdiri dari investasi konstruksi (capital expenditure), operasional penyelenggaraan (operational expenditure) dan total pengeluaran pengunjung. Setelah diestimasi maka penyelenggaraan Jakarta E Prix mampu memberikan dampak langsung sebesar Rp597 miliar.
2. Penyelenggaraan Jakarta E-Prix 2022 meningkatkan PDRB DKI Jakarta sebesar 0,105 persen atau setara 2,041 triliun rupiah (Atas Dasar Harga Konstan/ADHK). PDRB dapat meningkat karena adanya aktivitas dan interaksi ekonomi seperti konsumsi masyarakat, investasi, belanja pemerintah dan net ekspor. Dari aktivitas ekonomi tersebut maka menimbulkan dampak runtutan bahkan dampak pengganda terhadap berbagai sektor ekonomi lainnya dari hulu hingga hilir. Di sisi lain, sektor-sektor yang terkait dengan jasa juga mendapat respon dari aktivitas ekonomi yang terjadi akibat adanya penyelenggaraan Jakarta E Prix. Dampak ekonomi secara total dari penyelenggaran Jakarta E-Prix 2022 tersebut dapat dilihat dari agregasi dampak langsung dan dampak ekonomi. Sehingga dampak totalnya diestimasi mencapai Rp2.63 triliun.
3. Jumlah serapan tenaga kerja yang terbentuk di Provinsi DKI Jakarta akibat adanya Jakarta E-Prix meningkat sebesar 0,081 persen. Peningkatan penyerapan tenaga kerja terjadi karena adanya aktivitas ekonomi yang bertambah, seperti proses konstruksi sirkuit, operasional penyelenggaraan, penjualan produk UMKM, penggunaan transportasi dan akomodasi hingga tenaga kerja yang bertambah di berbagai sektor yang memiliki keterkaitan ke depan maupun ke belakang. Selain meningkatnya serapan kerja, diantaranya konsumsi rumah tangga agregat di DKI Jakarta juga meningkat sebesar 0.485 persen (cateris paribus), investasi agregat naik sebesar 0.321 persen, inflasi meningkat sebesar 0.034 persen dan upah riil juga meningkat sebesar 0.121 persen.
4. Ekonomi sektoral terdongkrak akibat spillover effect yang ditimbulkan karena adanya Jakarta E-Prix. Hal ini dapat dilihat dampak kinerja ekonomi sektoral yang meningkat pada sektor rekreasi dan jasa hiburan sebesar 0.4 persen, sektor komunikasi 0,313 persen, sektor transportasi meningkat 0,21 persen, sektor perdagangan meningkat 0,19 persen, sektor akomodasi dan restoran naik 0,16 persen, sektor konstruksi dan industri baja naik 0,1 persen, hingga sektor industri minuman naik 0,18 persen.

Baca Juga :  Lanjutkan Diplomasi Maritim, Bakamla RI Ikuti WLM 19th HACGAM

Rekomendasi Dampak Penyelenggaraan Jakarta E-Prix 2022:

1. Perlu melakukan optimalisasi pemanfaatan aset sirkuit Jakarta E-Prix dan area sekitar sirkuit di Ancol untuk meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat dan sektor pariwisata. Selain itu, optimalisasi pemanfaatan aset diperlukan untuk menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya sebagai tempat ajang balap mobil listrik (sport and event tourism) tahunan tetapi menjadi tempat uji coba ataupun eksibisi mobil listrik atau kendaraan bermotor/otomotif listrik lainnya. Selain itu juga dapat dijadikan show case centre dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan dan energi terbarukan.
2. Perlu membuat berbagai event yang mampu meningkatkan daya tarik pariwisata di Jakarta secara terintegrasi dan berkelanjutan dalam berbagai event-event di Jakarta. Hal ini dapat disinergikan dengan kegiatan pemanfaatan sirkuit di Ancol dalam kurun waktu yang bersamaan. Event tersebut digelar untuk dapat lebih mengoptimalkan pendapatan bukan hanya bagi penyelenggara namun bagi semua yang terlibat. Untuk meningkatkan daya tarik pariwisata di DKI Jakarta gelaran Jakarta E Prix dapat disinergikan dengan kegiatan pendukung lain melalui bundling ticket dan paket wisata.
3. Perlunya optimalisasi hak siar pelaksanaan E-Prix ke depan untuk mendorong sumbersumber pendapatan baru berbasis ekonomi digital terutama dalam pengembangan ekonomi kreatif dan digital di Jakarta dengan melibatkan berbagai stakeholders.
B. Hasil Survei Kepuasan Pengunjung Penyelenggaraan Jakarta E-Prix 2022
Metode survei kepuasan pengunjung dengan menggunakan probability sampling dengan jumlah sampel yang terkumpul sebanyak 1.555 responden dari total populasi sampel. Probability sampling ini mencerminkan karakteristik sample tidak berbeda dengan karakteristik total populasi. Data sample responden diambil dengan menggunakan teknik korespondensi melalui Email blast dan WA blast selama 1 minggu setelah berlangsungnya acara. Adapun margin of error pada probabiliy sampling yang digunakan dalam survei kepuasan ini sebesar 3 persen. Selain itu, survei riset ini juga dilakukan survei secara langsung on the spot di lapangan pada hari ‘H’ pelaksanaan Jakarta E-Prix. Hal ini dilakukan guna mendapatkan kondisi riil di lapangan pada hari H. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan di lapangan adalah wawancara secara langsung dan mendalam oleh enumerator kepada para responden (pengunjung) yang berada di area event Jakarta E-Prix. Jumlah pengunjung yang diwawancara secara mendalam sebanyak 71 orang yang terpilih dengan mempertimbangkan tipe atau jenis tiket yang dibeli.
1. Gen Y/ Milenial menjadi pengunjung terbanyak di Formula-E Jakarta. Hasil survey menunjukkan bahwa pengunjung didominasi oleh warga negara Indonesia (sebesar 98,5 persen), dengan jenis kelamin pria (78,07 persen), dan merupakan Gen Y/Milenial (sebesar 44,5 persen) yang rentang usianya 25-40 tahun. Pengunjung domestik banyak berasal dari Pulau Jawa. Pengujung Mancanegara banyak berasal dari benua Asia yaitu Jepang, India, Taiwan,. Pengisi survey didominasi oleh pembeli tiket Grandstand.
2. 92 persen pengunjung puas terhadap keseluruhan jalannya acara penyelenggaraan Formula-E. Pengunjung puas terhadap kebersihan venue sebesar 94 persen. Pengunjung juga puas Singapore terhadap keamanan dan keselamatan sebesar 93 persen. Sebanyak 79,3 persen pengunjung puas terhadap fasilitas yang disediakan. Pengunjung puas terhadap keramahan panitia sebesar 87 persen. Sebanyak 87,5 persen pengunjung puas terhadap ketersediaan hospitality. Pengunjung puas terhadap layanan tiket sebesar 89 persen. Pengunjung ingin menjadi bagian kota yang berkelanjutan.
Rekomendari Hasil Survey Kepuasan Jakarta E-Prix 2022
1. Kondisi kebersihan di grandstand perlu menjadi perhatian dengan menambah petugas di Area Grandstand. Penyebaran petugas berdasarkan area (zona) perlu lebih merata sehingga membantu pengunjung dalam berbagai hal. Selain itu keberadaan petunjuk informasi untuk barang kehilangan tidak tersedia (lost and found) sehingga perlu penambahan fasilitas lost and found.

Baca Juga :  Bakamla RI Terima Kunjungan CSSF Maritime Lead Asia Tenggara

2. Dari segi Fasilitas, ketersediaan jenis toilet yang kurang familiar dengan karakteristik dan budaya warga local membuat kenyamanan menjadi kurang optimal. Ketersediaan tempat penjual makanan yang didominasi UMKM perlu mempertimbangkan variasi jenis makanan seperti hidangan asli budaya Betawi maupun nasional. Lebih lanjut, perlu penambahan fasilitas mushola di masing-masing zona untuk meningkatkan kenyamanan ibadah. Kemudian dari aspek fasilitas shuttle bus masih dianggap kurang memadai, perlu simulasi yang lebih matang terkait mobilisasi massa dengan menggunakan shuttle bus.
3. Dari Aspek SDM crew dan panitia dianggap sudah mencukup, hanya saja masih terdapat kekurangan dalam memberikan petunjuk kategori tiket. Perlu adanya peningkatan koordinasi panitia antar divisi/bagian untuk menghindari miskomunikasi.
4. Dari Aspek penjualan dan penukaran Tiket masih perlu adanya perbaikan khususnya dalam aspek penukaran tiket. mobilisasi penonton dalam penukaran tiket perlu menjadi perhatian. Hal ini dapat diperbaiki dengan penambahan jumlah stand penukaran tiket dan mempertimbangkan tambahan titik penukaran lain di luar kawasan.
5. Aspek Hospitality (restoran dan hotel). Perlu adanya standar harga yang lebih memperhatikan aspek keinginan membayar (willingness to pay) pengunjung. Hal ini dapat diperbaiki dengan pemberian insentif dalam bentuk diskon dan paket dengan tiket Jakarta E Prix.
C. Hasil Survei Pengeluaran Pengunjung Jakarta E-Prix 2022
Metode survei pengeluaran pengunjung dilakukan dengan tehnik yang sama dengan survei kepuasan pengunjung, yakni menggunakan probability sampling dengan jumlah sampel yang terkumpul sebanyak 1.555 responden dari total populasi sampel. Data sample responden diambil dengan menggunakan teknik korespondensi melalui Email blast dan WA blast selama 1 minggu setelah berlangsungnya acara. Adapun margin of error pada probabiliy sampling yang digunakan dalam survei kepuasan ini sebesar 3 persen. Sama dengan survei kepuasan, survei pengeluaran (spending) juga dilengkapi pendalaman survei secara langsung pada hari pelaksanaan. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara secara langsung dan mendalam oleh enumerator kepada para responden (pengunjung) yang berada di area event Jakarta E-Prix. Jumlah pengunjung yang diwawancara secara mendalam sebanyak 71 orang yang terpilih dengan mempertimbangkan tipe atau jenis tiket yang dibeli.
1. Mayoritas pengunjung tidak menggunakan pesawat untuk datang ke venue. Sebanyak 86,2 persen pengunjung tidak menggunakan penerbangan
2. Mayoritas pengunjung tidak menginap di hotel atau penginapan. Jika ada yang menginap, maka waktu menginap tidak lebih banyak atau tidak berada di hotel mewah (di bawah Rp 1 juta dan Rp 1 juta – Rp 2 juta)
3. Sebanyak 43,9 persen pengunjung mengeluarkan biaya makanan dan minuman dibawah 250 ribu rupiah. Biaya pengeluaran makanan dan minuman yang dikeluarkan oleh pengunjung mayoritas berada di bawah Rp 250 ribu. Selain itu, sebagian besar pengunjung mengeluarkan biaya sebesar Rp 250 ribu – Rp 500 ribu untuk makanan dan minuman.
4. Mayoritas pengunjung menggunakan mobil untuk datang ke venue.
5. Mayoritas pengunjung tidak membeli cinderamata di venue. Jika ada cinderamata yang dibeli oleh pengunjung, biaya yang dikeluarkan di bawah Rp 500 ribu
6. Sebanyak 70,8 persen pengunjung tidak mengunjungi objek wisata di sekitar venue. Jika mengunjungi objek wisata, sebanyak 19,2 persen mengeluarkan biaya di bawah Rp 500 ribu
Rekomendari Hasil Survey Pengeluaran Jakarta E-Prix 2022

1. Perlu menyediakan opsi tiket secara bundling dengan objek wisata dan hotel tempat menginap. Opsi tiket bundling dapat dibuka untuk objek wisata di dalam ataupu di luar kawasan DKI Jakarta
2. Penyelenggaraan event dilakukan berdekatan dengan event lainnya (contoh: ulang tahun DKI Jakarta/Jakarta Fair)
3. Memungkinkan jika adanya rangkaian event yang digelar lebih dari 1 hari
4. UMKM tidak hanya menjual makanan tetapi juga souvenir (non-official) yang memiliki range harga di bawah official souvenir.(*/red)